Sabtu, 21 Juli 2012

[FANFICTION] Hug Me Again Part 1



"Hug me again.."
cast :
- Yesung as Yonggi
- Seohyun as Mei or Miri
- Donghae as Rian
- Hyorin as Hera
genre : romantic, comedy, frendly, Family
author : Nasriani halim (Choi Sang Ri)

part 1
~~~~~~~~~~~~~~~~~
“mau kemana kamu ???”tanya seorang berkumis dengan nada sinis.
“papah, hahhh”kata mei dengan raut muka yg takut.
“masuuuuuk kembali ke kamar kamu”kata ayah mei lagilagi dengan wajah sinisnya.
Mei hanya mengangguk dan menarik kembali kopernya masuk ke kamarnya.

*dikamar
“hahhh, ketauan lagi deh. Padahalkan cuman mau pergi hilangin stress doing.” kata mei dengan wajah merengut.
mei menghela nafas yang panjang dan menghempasnkan tubuhnya di tempat tidurnya.
dan tak lama kemudian mei tertidur.
Karena merasa haus mei bangun dan meraba meja di samping kasurnya dan ternyata air di gelasnya tak berisi, ia pun memutuskan untuk pergi ke dapur.
Saat turun tangga , mei melihat ke ruang kerja ayahnya yang terbuka .
“papah...”kata mei sambil meneteskan air mata .
Ayah mei masih saja main dengan perempuan-perempuan muda dan itu sangat membuat mei hampir gila dan selalu ingin pergi dari rumah.
#paaaaaak-pintu terbanting dari arah depan.
mama mei pulang dengan seorang wanita  dan ternyata itu adalah kekasih mama mei dalam keadaan mabuk.
mei hanya duduk di tangga dan menangisi keadaan keluarganya yang hancur.
ia memegangi dadanya yang begitu sesak.
Kekasih mama mei pun pergi. Mama mei berjalan menuju arah tangga dan melewati mei begitu saja.
“mamah..”panggil mei.
mama mei tak memperdulikannya dan hanya berjalan tergopoh-gopoh menaiki tangga.
Mei mengrangkul mamanya menaiki tangga dan membawanya ke kamarnya.
“maahh,,,kenapa mama seperti ini?”kata mei dengan air mata yg tak berhenti mengalir.
“mahh, dengar mei ma.”sambung mei.
“mei, kenapa setiap mama pulang kamu selalu menangis sayang” kata mama mei sambil menyapu air mata di pipi mei.
“mah,,”panggil mei dan memeluk mamanya.
“sayang, jangan pernah kamu menangis demi mama, mama ini tidak berguna, mama tidak pantas untuk di tangisi.”kata mamanya.
“mahhh”
“meii , mama ini bukan mama yg baik . Mei jangan pernah nunggu mama pulang lagi, meiii jangan pedulikan mama lagi. Pergi lah mei, cukup mama yg terperangkap di rumah mengerikan ini, cukup mama yg melihat kelakuan papa kamu.”
“mama, kita harus pergi ma”
“jangan sayang , lebih baik kamu saja yang pergi dari sini. Mama sudah menyiapkan segalanya untuk kamu jauh sebelum mama hancur seperti saat ini”
mei terus saja menangis dan memeluk mamanya erat-erat.
“pergi la ke negara lain, hidup lah bahagia. Jangan pikirkan mama yang tidak berguna ini”
tangis mei semakin meledak.
“kamu tau sendiri papamu itu seperti apa. Jadi mama akan tetap di rumah ini sepanjang usia mama , entah berapa lama lagi mama akan hidup. Mama juga tidak tau bisa bertahan atau tidak dengan kelakuan papa kamu, tapi mama akan bertahan demi kamu. Jika mei tidak hidup bahagia, pengorbanan mama pasti akan sia-sia sayang.jadi mama mohon sama mei hidup lah bahagia demi mama”
mama mei menyerahkan kotak. Mei membukanya.
“mei, ini passport baru mu hidup lah bahagia sebagai seorang miriana yang bahagia bukan sebagai meiliani. Tiketmu sudah mama urus. Terakhir kalinya mama mohon hiduplah bahagia mei. Lupakan mama yg tidak berguna ini”
“maaaaah” mei semakin menangis.
“mei, jangan cengeng jadi lah seorang wanita yang kuat dan bahagia. Jangan seperti mama.semua sudah mama persiapkan, dini hari nanti berangkat lah”
“bagaimana dengan mama?mama pikir mei setega itu..”
“mei, jika kau tidak pergi, mama akan semakin bersalah. Jadi mama mohon pergilah demi kebahagian mama”
mei tak hentinya menangis dan memeluk mamanya.
Dini hari mei berangkat dengan mata bengkak dan tak hentinya menangis.
Diperjalanan mei selalu tergiang kata-kata mamanya 'mei, hiduplah dengan bahagia' di pesawat mei tak hentinya menangis.

Sesampainya di bandara, mei memasang kacamatanya untuk menutupi matanya yang bengkak akibat menangis.
Mei menghela nafas panjang dan berkata”mei, bukaan , miri hiduplah dengan bahagia. Tak perlu ada yang di tangisi lagi”

mei sampai di sebuah apartemen sederhana, tak jauh dari situ ada pantai yang sangat indah.
“salaam, aku mei...hmhm maksud sayaa miriana. paman dion kan?”
“jangan panggil paman dion dong. Panggil saja paman jason. Kalau di negara ini itu nama paman”kata paman jason yang terlihat baik hati itu sambil tertawa lebar.
“baiklah paman jason , hehe”
“kau cantik seperti ibumu, paman sudah lama tak bertemu dengannya”
“aku tau paman, semua pasti karna ayah. Kalau tidak ibu pasti bisa hidup bahagia dengan paman”
“jangan menyalahkan ayahmu seperti itu, paman saja waktu itu kalah saing dengan ayahmu”katanya sambil tertawa.
“ya sudah , mari paman antar ke kamarmu”sambungnya untuk mengalihkan suasana.
mei pun mengangguk.
“nah, ini kamarmu. Maaf ya kalau sederhana. Jika perlu sesuatu kamar paman ada di bawah. oia, miri ini keponakan paman namanya mei “sambil memperkenalkan anak perempuannya itu.
“haiii, kak miri. namaku meiliani aku di panggil mei, sekarang aku berumur 11 tahun”kata mei-cilik memperkenalkan namanya.
'nama kita sama'kata mei dalam hati.
“haii, kalau kakak miriana panggil kakak miri aja, oke”
“ia ,kak . Kakak kalau perlu sesuatu jangan sungkan kamar mei ada di seberang sana. Pokoknya kalau kakak teriak manggil nama mei , mei pasti langsung datang.”
“oh ya”
“paman tinggal ke bawah dulu ya . Karna toko sebentar lagi pasti rame”kata paman jason.
“baiklah paman terimakasih ya” kata mei.
“kak, mei senang deh kakak disini. Sekarang mei punya kakak. Mei bolehkan anggap kakak sebagai kakaknya mei? Soalnya sudah lama mei pengen banget punya kakak cewek apalagi secantik kakak.”
“nggak boleh...”kata mei sambil tertawa karna wajah mei-cilik berubah jadi kusam.
“hahhahaha, tentu saja boleh sayaaang”kata mei sambil mencubit pipi mei-cilik.
Mei-cilik pun tersenyum dan langsung akrab dengan mei. Mereka menghabiskn waktu bersama di kamar mei.

Sore hari, mei berniat ingin mandi. ia pun segera menuju kamar mandi dan...
“ahhhhhhhhhhhhhhhhhh”teriak mei.
“aaaahhhhhhhhhhhhhhh”teriak seseorang dari dalam kamar mandi.
Mei lalu berbalik badan dan menutup matanya dengan tangannya.
“hei, apa yang kau lakukan”tambah orang tersebut.
“siapa kau?”tanya mei sambil masih saja menutupi matanya dan sesekali berbalik.
“ehhh, jangan berbalik. Kalau tidak ....”
“jangan mendekat , kalau tidak kau akan mati”teriak mei pada lelaki itu.
Mei berlari dan berteriak di dekat jendela, “Paaaamaaaaaaaaaaaaaaaaan tolong aku”
“hei???”balasnya lelaki itu dan berlari mendekati mei. Ia menarik tangan mei dan menutup mulutnya, dan menempelkannya di dinding.
“sebenarnya kau ini siapa ? Hahhhh?”tanya lelaki itu dengan teriakan yang membuat mei merasa di ancam.
Mereka bertatap mata, pelan-pelan lelaki berhenti meneriaki mei dan mulai melepaskan tangannya. Mei mengalihkan pandangannya dan melihat ke bawah.
“ahaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh”teriak mei dan menutup matanya.

ternyata handuk lelaki itu terjatuh kelantai. Lelaki itu lalu kembali membekap mulut mei yang tak hentinya berteriak dan membuat telinganya sakit.
“jangan melihatnya lagi”kata lelaki itu sambil memakai kembali handuknya.
“ada apa ini??”kata paman jason.
mei lalu melepaskan tangan lelaki itu dari mulutnya dan  berlari ke arah belakang paman jason.
“paman ,, miri takut”kata mei dengan polosnya.
“ahhh, yonggi. Kenapa kau bugil seperti itu di depan tamu paman?”
'yonggi??'kata mei dalam hati.
“tamu kata paman? Dia tidak sopan paman. Dia menyelonong begitu saja memasuki kamar mandi. Dia sengaja mengintipku” kata   yonggi.
“eh, apa kau bilang. Enak saja kau bilang aku mengintipmu?hah, apa aku kurang kerjaan?apa kau mau kuhajar. Sini kau.”balas mei yang begitu emosi karna di tuduh mengintip yonggi.
“ehhh, sudaaaah. Kau tetap salah yonggi...”
“tapi paman...”
“kau yang mandi tidak mengunci pintu, itu kebiasaan buruk mu! Sudah berapa kali paman bilang kunci pintunya”teriak paman Jason kepada yonggi.
“berhentilah berteriak paman” kata yonggi dan pergi.
Yonggi berjalan dan menyenggol bahu mei
“awas kau ya!!”kata yonggi mengancam mei.
Mei pun mengejek yonggi dengan mejulurkan lidahnya kea rah wajah yonggi.
“dasar anak keras kepala”
“paman, dia siapa? Anak paman?” Tanya mei.
“bukan, dia itu anak dari saudara istri paman. Sejak kecil dia di tinggalkan ibunya, makanya wajar kalau dia bersikap seperti itu. Maafkan dia ya?”
“ohh, ya tenang saja paman”
“ya sudah paman mau ke bawah dulu, banyak yang menunggu paman”
“ya , paman . maaf telah menganggu paman”
Mei pun mandi.
Mei selesai mandi dan menata barang-barangnya ke lemari dan mejanya. Saat meletakkan fotonya dan ibunya mei lagi-lagi menitihkan air matanya.
“mama, apa mama baik-baik saja tanpa mei? Ma, maafkan mei yang sudah ninggalin mama. Maaf ma.”
Mei pun meletakkan foto mamanya di dekat lampu belajarnya.

Tiba-tiba seseorang membuka pintu.
“eh, tukang intip.”teriak yonggi dari balik pintu kamar.
Mei membalik dengan wajah kesal.
“bisa tidak masuk kamar orang ketuk pintu dulu?ha?”teriak mei sambil menghapus airmatanya.
“eh, ini rumahku ! jadi terserah aku!cepat turun paman telah menunggu di bawah untuk makan malam. Gara-gara kau makan malamku tertunda!”
“ehhh….”kata yonggi tiba-tiba terputus saat melihat mei menangis.
Yonggi mendekat “kau menangis”Tanya yonggi.
Mei hanya diam dan meninggalkan yonggi di kamarnya, yonggi mengejarnya dan terus bertanya apakah mei menangis.
Saat menuruni tangga.
“hei, aku bertanya apa kau menangis karnaku?”Tanya yonggi.
Mei terkejut dengan pertanyaannya dan spontan berbalik.
“kau mau mati ya!”Tanya mei kembali terhadap yonggi dengan wajah sinis.
Yonggi berhenti melangkah dan terdiam menatap wajah kemarahan mei. Mei kembali berjalan menuruni tangga. Yonggi pun terdiam dan mengikuti mei dari belakang.
“maaf paman, aku terlambat turun”kata mei.
“sudah tidak apa-apa. Duduk disini” kata paman Jason.
“kak miri, ini ayam goreng buatan mei. Enak loh”kata mei-cilik sambil menaruh ayam di piring makan mei.
“terima kasih mei”kata miri sambil mengelus kepala mei-cilik.
Yonggi terus saja menatap wajah mei karena penasaran. Paman Jason yang melihat yonggi langsung saja memukul kepalanya dengan sendok.
“sampai kapan kau akan menatapnya seperti itu”
“aduuh , pamaaaaan. Sakit!”
“makan! Berhenti menatap orang dengan tatapan seperti itu”
“oia, besok kau akan masuk disekolahmu yang baru. Jadi bersiaplah yah. Paman telah mengurus segalanya yang kau perlukan. Besok berangkatlah ke sekolah bersama yonggi”
“apaaa?”kata mei terkejut.
“ya, bersama yonggi”paman Jason mengulangi perkataannya.
Mei terlihat lesuh sementara yonggi senyum-senyum bahagia. Berharap ia akan menjadi sorotan di sekolah karena bisa ke sekolah bersama cewek secantik mei.
*esok harinya
“eh, tukang intip. Kau bisa tidak cepat sedikit?”kata yonggi sambil membuka pintu mei yang membuat mei terkejut dan spontan melemparkan sepatunya dan tepat mengenai kepala yonggi.
“ahhhh”
“apa yang kau lakukan! Hah! Sekarang siapa yang kau sebut pengintip? Heh . Kau sendiri apa namanya selalu masuk ke kamarku tanpa mengetuk dulu.” teriak mei yang sedang memakai bajunya.
“tunggu saja aku di luar, jika kau membuka pintunya. Kau akan mati!”Sambung mei.
Setelah selesai mei keluar dengan penampilan barunya. Di luar yonggi masih saja memegangi kepalanya yang sakit karena di lempar sepatu oleh mei. Mei membuka pintu , yonggi heran.
“eh, kapan kau memangkas rambutmu?”Tanya yonggi.
“semalam”jawabnya jutek sambil memukul kepala yonggi lagi.
“ayoo”sambungnya.
“kau.....”kata yonggi marah sambil memengangi kepalanya yang semakin sakit.
sesampainya di bawah.
“paman, miri berangkat sekolah dulu ya”kata miri pamit.
“kalian tidak sarapan?”tanya paman.
“tidak usah paman”jawab yonggi mendahului mei.
Mei menatap tanjam yonggi.
“kakak, semoga hari pertamamu menyenangkan”kata mei-cilik yang sedang makan bersama paman.
mei tersenyum.
“ayo pergi”ajak mei.
“naik”kata yonggi yang sudah duduk di atas motornya yang supeeer keren.
“tidak mau!”tolak mei.
“hrggggh, naik”
“tidak mau!”
“aku pergi..”kata yonggi yang hendak meninggalkan mei.
“paaaaamaaaaaan......”
belum selesai mei berteriak langsung di potong oleh yonggi.
“apa mau mu sekarang hah?”
“kita naik sepeda”kata mei sambil tersenyum dan melirik ke sepeda di samping yonggi.
“apa?”kata yonggi terkejut.
mei hanya tersenyum dan melirik ke sepeda.
yonggi menghela nafas panjang.
“kau....”
“paaa.....”
“baiklah, baik !”
Dan akhirnya yonggi mengikuti mau mei. Naik sepeda yang sebenarnya milik mei yang baru di beli paman untuk mei.
mereka pun berangkat ke sekolah. Mei hampir jatuh karna tidak berpegangan. Yonggi berhenti.
“kau mau jatuh?hah?berpegangan!”bentak yonggi.
“tidak mau! Kau mau mengambil kesempatan kan ? Hah!”
“terserah. aku hanya tidak mau mendengar paman terus-terus saja berteriak di telingaku karnamu!” kata yonggi sambil meraih tangan mei dan meletakkannya di perutnya.
Mei menghela nafasnya.
“ini terpaksa!”kata mei.
“kau pikir aku mau di peluk olehmu! HAH!”bantah yonggi.
Sudah dekat dengan sekolah, yonggi melihat ke arah tangan mei yang memeluknya erat. Yonggi tersenyum. Sementara mei sedang berusaha mengingat jalan yang di laluinya dengan wajah muram karna harus memeluk yonggi.
Dekat sekolah mei minta berhenti.
“stop. Aku tau sekolah kita yang itu kan ? Baik lah aku turun disini . Pulang sekolah aku menunggumu di sini”kata mei tanpa membiarkan yonggi berkata sepatah kata pun dan pergi.
“heeii”teriak yonggi dari kejauhan.
“bagaimana dengan sepedamu?”tanya yonggi.
“bawa saja!”teriak mei tanpa berbalik.
“apa?bisa hancur reputasiku!hah!”kata yonggi.
Yonggi terpaksa membawa sepeda mei masuk ke sekolah, dan tentu saja yonggi menjadi perhatian semua cewek-cewek di sekolahnya, jelas saja yonggi yang selama ini terkesan cool dan keren dengan sepeda motornya tiba-tiba malah menaiki sepeda berwarna pink milik mei.
Tak jauh darinya mei juga menjadi pusat perhatian, jelas saja karna dia anak baru yang mempunyai mata yang indah dan wajah yang cukup imut. Sepanjang jalan mei menebarkan senyumnya setiap orang yang melihatnya. Sedangkan yonggi harus menutupi wajahnya karna reputasinya bisa hancur.
“semua gara-gara kau miri. Lihat saja nnti pembalasanku!”omel yonggi saat memarkirkan sepeda mei.
*Dikelas
miss ann memasuki kelas .
“selamat pagi semua siswa-siswiku yang cantik, terutama siswaku yang paling ganteng(maksudnya yonggi)” kata ibu ann sambil mengedip-ngedipkan matanya.
“pagii miss”jawab mereka kompak.
“ehh, kalian lagi-lagi melupakan beautifulnya setiap memanggil saya”
“pagii miss ann beautiful”jawab mereka kompak sambil tertawa.
“nah, baik lah. Hari ini ibu akan memperkenalkan seseorang yang cantik seperti ibu tentunya ibu lebih cantik”
“huhhhhh”teriak semua siswa.
Yonggi menundukkan kepalanya berbaring di mejanya.
“baik lah ini dia teman baru kalian. Mari masuk sayang”
Mei melangkahkan kakinya memasuki kelas, sementara yonggi yang tak menyangka mereka sekelas tak mempedulikan murid baru tersebut, ia malah memasang headphonenya.
“haii, salam. Namaku miriana, panggil saja aku miri. Salam kenal. Aku harap kalian menyukaiku”kata mei tersenyum yang membuat semua cowok di kelas itu seperti patung menatapnya.
“mei duduk la di sebelah sana”kata miss ann menunjukkan tempat duduknya tepat di sebelah yonggi.
Saat mei berjalan menuju tempat duduknya, yonggi melepaskan headphonenya dan menatap anak baru itu. Alangkah terkejutnya ia ketika tahu bahwa anak baru tersebut adalah mei.
“kau...”kata yonggi.
langkah mei terhenti. Mei menghela nafas.
“apa kalian saling mengenal?”tanya miss ann.
“tidak”“ya”jawab mei dan yonggi bersamaan.
“apa maksudmu?”tanya yonggi.
Mei lalu berbalik dan minta dia duduk di depan saja dengan alasan ia tak dapat melihat tulisan dipapan tulis dan miss ann pun menyetujuinya.
*istirahat
“aku mau bicara dengan mu”kata yonggi.
“aku tidak mau, aku sibuk”kata mei dan meninggal yonggi.
Mei berlari dengan kencang menghindari yonggi, sesorang menarik mei memasuki perpustakaan.
“disini kau aman”kata perempuan berambut panjang itu.
“kau siapa?”kata mei jutek.
“aku hera”kata perempuan itu sambil menjulurkan tangannya.
“aku ... .”
“aku tau, kau miri. Terima kasih ya, karna kau aku jadi bisa duduk dengan yonggi. Itu impianku sejak kelas 1”
mei malah tertawa.
“ini memang lucu, ini pantas di tertawakan”katanya yang membuat mei berhenti tertawa.
“maafkan aku”
“tidak apa-apa, kau tahu aku menyukai yonggi sejak kelas 1 smp aku juga selalu memasuki sekolah yang di masuki yonggi. Dan karna kau ada impianku tercapai, aku bisa duduk dengannya “kata hera dengan wajah merah dan sumringah.
“ia ia”
“makasi ya”
“iaaaa”
Hera tak henti-hentinya mengucapkan rasa terima kasihnya kepada mei.
“oh ya, kau sebenarnya mengenalnya bukan?”tanya hera.
“apa? Kenal siapa?”
“maksudku mengenal yonggi”
“siapa dia?”
“jangan berbohong, aku tau kau mengenalnya”Kata hera sambil berjalan di belakang mei.
“aku....”
Tiba-tiba suara yonggi terdengar dari kejauhan.
“hahhh! Menyebalkan”kata mei.
“siapa yang menyebalkan? Aku? Apa kau terganggu karna aku selalu bertanya?”kata hera.
“ahhh, bukan kau. Tapi aku akan marah jika kau bertanya itu terus”
“baiklah maafkan aku”
sekarang yonggi di depan mei dengan wajah marah.
“jangan marah-marah disini. Marahnya nanti saja. Aku sibuk!”kata mei dan menarik hera meninggalkan yonggi.
*sepulang sekolah.
yonggi ke parkiran dan mengambil sepeda mei, tentu saja lagi-lagi jadi bahan perbincangan cewek-cewek di sekolahnya. Seseorang mendekatinya .
“kak, ini untukmu ku mohon kali ini terima lah”Seorang gadis yang tak lain adalah adik kelas.
“berapa kali aku bilang, jangan membawakan aku makanan terus. Itu akan membuang-buang waktumu saja”kata yonggi dengan kasar.
“kali ini ku terima, ku mohon jangan seperti ini terus!”tambah yonggi.
perempuan tersebut tersenyum dan pergi.
“hah! Aku benci dengan semua hadiah ini”
Sambil mengambil semua hadiah itu dan memasukkannya ke dalam tasnya.
Mei yang menunggunya dari kejauhan terlihat kelelahan karna menunggu yonggi begitu lama.
“lama!”
yonggi hanya terdiam.
“apa ini? Boneka, bunga kotak makan siang? Hahaha”kata mei sambil tertawa.
“kau seperti anak tk yang ingin ke sekolah”sambung mei.
“apa kau bilang!”
Mei hanya tertawa.
“pertama aku akan bertanya kenapa kau pura-pura tidak mengenalku tadi? Kedua, kenpa kita mesti kesekolah naik sepeda supeeeeeer norak ini?ketiga, kenapa di sekolah kau lari setiap melihat aku? Ahh? Apa kau ini hantu? Lalu, kenapa kau harus turun disini dan bukan di dalam sekolah bersamaku?dan,....”
“stop, bagaimna aku bisa menjawabnya? Kau bertanya seakan-akan aku ini terlibat kasus yang akan terpidana mati.baiklah aku memilih naik sepeda?karna aku ingin hidup sehat. Memilih berhenti disini karna takut popularitasmu akan turun karna datang kesekolah dengan cewek cantik sepertiku, lalu kenapa aku memilih tak mengenalmu?karna kau menyebalkan!oia, jangan pernah mengatakan kalau aku tinggal denganmu! Kau mengerti.”Kata mei yang duduk di tempat duduk pinggir jalanan sambil memakan bekal yang diberikan adik kelas untuk yonggi.
“hei, kenapa kau memakannya?itukan milikku.”
“sekarang ini milikku , gara-gara kau aku belum makan dari pagi hingga siang ini. Kau tau? Betapa laparnya aku? Aha?”omel mei sambil terus memakan makanan yonggi hingga tak tersisa.
“kau benar-benar rakus”
“apa kau bilang?aku ini kelaparan tau!”sambil memukul kepala yonggi dengan sendok yang ia pegang.
“sakit!bodoh!”
Diperjalanan pulang mereka menjadi perbincangan oleh para pejalan kaki.
“kenapa mereka memandangi kita seperti itu?dasar orang aneh”protes mei.
yonggi tersenyum.
Pejalan kaki berbisik.
“wah mereka serasi sekali ya”kata seorang wanita kepada temannya.
“ia ia”
“wahh, kakak itu romantis sekali. pasti kakak yang ganteng itu yang membelikan boneka, bunga, coklat ohhh, romantisnya. Andai aku punya pacar seperti dia”komentar orang tersebut.

Yonggi tiba-tiba berhenti di tengah jalan.
“turun kita berjalan saja”kata yonggi.
Mei pun turun dan berjalan sambil menenteng tas coklat dan bunga serta memeluk boneka beruang besar berwarna ungu.
“apa setiap hari kau seperti ini?”tanya mei.
yonggi tak menjawab hanya berjalan membawa sepeda mei dan memegang tas bekal yang telah dihabiskan oleh mei.
“enak sekali hidupmu! Setiap pulang sekolah banyak mendapat hadiah”Puji mei.
Sesampainya di rumah mei lalu berganti baju di kamarnya. tapi, sebelum itu mei duduk didepan kamera yang aktif.
“mah, mama lihat mei sekarang? Mei cantik tidak dengan rambut seperti ini? Mama suka kan? Jangan marah ya ma, karna mei memangkas rambut mei. Hari ini pertama aku masuk sekolah mah, aku menemukan teman yang baik di sini seperti hyorin. Meskipun aku membentaknya dia tetap saja mengikutiku. Dia menyukaiku ma, menyukai aku yang jutek dan keras kepala. Dia menyukaiku karna membiarkan dia duduk dengan yonggi. Mama tau nggak dia selalu mengikuti dimnapun yonggi sekolah dan kali ini karna aku menolak duduk dengan yonggi dia jadi bisa debangku dengan yonggi. hari pertama sekolah mei senang ma, mei jadi pusat perhatian di sekolah karna mei yang manis, bukan karna papa,(jelas saja karna papa mei adalah pemilik yayasan sekolah). Paman baik ma dia selalu memasakkan makanan favoritku sapi panggang, sup, dan masih banyak lagi. oh ya ma . nama anak paman sama denganku dia juga di panggil mei. dia manis sekali, dia juga pandai memasak tidak sepertiku. Yonggi... Ya sudah lah ma dia orang yang menyebalkan yang tidak perlu mama tau. Pokoknya mei sudah nggak mau cengeng lagi. Mama tunggu mei ya jemput mama.salaaam”
Mei mematikan kameranya dan menyimpannya di laci.
Waktu mei keluar dari kamar semua hadiah yonggi hari ini berserakan diatas meja. mei membersihkannya. Mei merapikan dan hendak memasukkan ke kamar yonggi. Saat di buka mei terkejut dengan keadaan kamar yonggi yang rapi dan bersih. Saat membuka satu ruangan di kamar yonggi yang ia pikir lemari ternyata...


“apa?ini semua miliknya?”kata mei menghela nafas panjang melihat semua hadiah penuh di ruangan itu.
mei melangkah masuk dan meletakkan yang di bawanya ke lantai.
“apa dia begitu populer?”kata mei sambil duduk d sofa di dalam ruangan itu.
“kak miri apa yang kau lakukan disini?”tanya mei-cilik yang membuat mei terkejut.
“hah, mei kau mengagetkanku!”
mei-tersenyum bodoh,
“kak, ayo keluar saja. Jangan disini, kak jangan sentuh coklat itu.”kata mei-cilik saat mei memegang kotak coklat.
“memangnya kenapa?”
mei-cilik menariknya.
“ayoo kak”
“oke, baiklah”
mei dan mei-cilik pun turun ke bawah untuk membantu paman untuk berjualan di restoran pinggir pantai milik paman.
“paman, apakah hari ini sepi?”tanya mei.
“tidak miri. Ini sudah lumayan, mi kuah paman hampir terjual habis. Mungkin sebentar lagi akan ramai. Karna sebentar lagi waktunya makan malam, biasanya sih banyak anak muda yang kencan di pantai dan mampir untuk makan malam”
“ya sudah , aku akan membantu paman saja untuk membuangkan sampah”
“baiklah terserahmu saja”
mei pun pergi membuang sampah dan segera kembali ke restoran.
Malam pun mulai datang, dan tiba akhirnya restoran paman di penuhi orang.
“mei, tolong antar ke meja sana ya?”suruh paman kepada mei-cilik.
“biar aku saja paman”kata mei dan segera mengangkat pesanan orang tersebut.
“eh, kau ini. Kan paman menyuruhmu untuk istirahat saja. Kenapa selalu membantu paman?”
mei hanya tersenyum.
Malam telah larut mei, mei-cilik, dan paman pun makan bersama.
“nah ini dia menu spesialnya, kesukaan miri dan mei”
mereka tersenyum bahagia.
“terima kasih paman”kata mei.
“ayah ini enak”
“kalau enak mari kita habiskan”
'kemana orang menyebalkan itu? Sudah larut begini belum juga pulang'omel mei dalam hati.
'apa?kenapa aku harus mencarinya? Dia kan orang yang ku benci'tambah mei dengan ekspresi wajah yang membuat paman dan mei-cilik terheran-heran.
“kak, kenapa wajah kakak aneh begitu? Apa kakak tidak suka bbq?”
“kak?? “
“miri..?”
“hah?”kata mei terkejut.
“apa tidak enak? Apa kau tidak suka? Bukannya kau suka daging?”
“tidak, ini enak kok paman” tambahnya sambil memasukkan daging ke mulutnya.
“kak hati-hati itu kan panass”
Beberapa menit kemudian.
“hah panaaaaas meiii”kata mei yang baru tersadar.
“kakak aneh sekali”
Mei tersenyum bodoh.

setelah makan mei masuk ke kamarnya. Ia duduk di kursi meja belajarnya. Ia tersenyum melihat foto dirinya dan seorang lelaki manis dan ternyata adalah sahabatnya dulu.
“aku merindukanmu”
ia pun berpindah ke jendela menatap ke laut yang ada di depannya.
Terdengar suara motor yang tak lain adalah yonggi yang baru saja pulang. Mei pun sontak melihat ke arahnya. Saat yonggi memalingkan matanya ke arah mei, mei pura-pura tak melihatnya.
“huh, apa yang dilakukannya sudah tengah malam begini belum saja tidur”omel yonggi.
Mei langsung saja menutup jendelanya dan menuju kasurnya untuk tidur. Ia berbaring dan menarik selimutnya dan mematikan lampu di sampingnya.
“huh, pasti abis keliaran dengan fans-fansnya di sekolah”omel mei.
“apa urusannya denganku!”tambahnya.
*esok harinya
terdengar suara pintu di muka mei langsung meleparkan tasnya yang ada di dekatnya dan tepat mengenai kepala yonggi.
“hei! Kenapa kau selalu melemparku”kata yonggi sambil memegang kepalanya dan kembali menutup pintu.
“dasar lelaki mesum! Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau selalu masuk ke kamar wanita tanpa mengetuk pintu? Kau mengintipku ya? Untung saja aku sudah mengenakan pakaian kalau tidak...”
“eh, aku tidak bernafsu dengan wanita sepertimu. Kau bukan tipeku! Kau tau itu”
“terserah apa katamu”
mei keluar dengan rapi dan mengambil tasnya.
“kalau kau masuk ke kamarku lagi tanpa mengetuk pintu kau akaaaan....”
“akan apa??”tanya yonggi yang mendekatkan wajahnya ke wajah mei yang membuat mei menjadi salah tingkah.
“kau....” katanya terpotong-potong sambil berjalan mundur dan tertahan di pintunya sendiri.
Mata yonggi yang terus saja menatapnya membuatnya semakin salah tingkah.
“apa yang kau lakukan” kata mei yang mengalihkan pandangannya.
“minggirkan wajahmu itu! Aku tak suka melihatnya!”tambah mei.
Karna tak dihiraukan oleh yonggi mei langsung saja meninjak kaki yonggi dengan kekuatan penuh yang ia punya sehingga yonngi berteriak dan menjauh dari mei.
Mei berlari turun kebawah karena telah di tunggu paman untuk sarapan.
Setelah sarapan mei dan yonggi pun berangkat ke sekolah bersama naik sepeda, tentu saja membuat wajah yonggi cemberut karna harus naik sepeda norak ke sekolah.
Saat melintasi papan mading sekolah mei heran karna fotonya terpajang dan berada di urutan ke 2.
“kenapa fotoku dipajang disini? Kapan mereka memotretku?”kata mei yang ingin mencabut fotonya.
“jangaaaaan”teriak seseorang.
“hera, kenapa ...”
“kenapa kau mau mencabutnya , kau beruntung sekali baru sehari sekolah disini saja langsung jadi siswa terpopuler di sekolah. Langsung berada keurutan ke 2 pula.”potong hera.
“ohh, ahhh!”kata mei mengerti dan tiba-tiba saja terkejut melihat foto yonggi sedang naik sepedanya.
“diaaa..”
“ouh, itukan yonggi. Dia itu sangat populer di sekolah ini.”
“apa? Kau yakin?”
“iaaa”
“mustahil!”
hera pun mengajak mei untuk kekelas bersama, mei terkejut karna di mejanya telah si penuhi bunga dan surat.
“apa ini?”
hera hanya terlihat terkagum-kagum.
“ini dari penggemarmu”
“apa?”
mei pun mulai membaca surat demi surat yang melekat di bunga itu.
“apa-apaan ini ? Kata-katanya sangat berlebihan”kata mei sambil mengumpulkan semua bunga itu dan segera berlari ke loker depan kelasnya untuk menyimpan bunga tersebut.
Yonggi yang melihatnya pun terlihat lesuh.

Tanpa sepengetahuan teman-teman sekolah mei dan yonggi pun pulang bersama.
Seperti biasa kini mereka pulang dengan bawaan yang lebih banyak dan menjadi perhatian orang-orang di jalan.
“membawa bunga sebanyak itu, pasti di berikan oleh kekasihnya”komentar salah satu orang.
“ia, pasti habis ini mereka akan ketaman dan makan siang bersama. Wah romantisnya”kata orang tersebut saat melihat mei memegang rak bekal makan siang.
mei pun lagi-lagi bertanya “kenapa semua orang melihat kita seperti itu?huh”omel mei dengan wajah cemberut.

Sesampainya di rumah seperti biasa mei langsung naik ke kamarnya dan duduk di depan kameranya.
“ma, mama tau hari ini mei dapat bunga banyak sekali, puisi yang aneh bahkan makan siang gratis”kata mei sambil tertawa.
“mama?apa mama baik-baik saja sekarang? Apa mama sudah merasa baik tanpaku? Aku sudah berusaha hidup bahagia ma, tapi aku lebih merasa bahagia jika mama disini”

yonggi yang melintas tak sengaja mendengarnya.
“apa dia sedang menelpon ibunya?”tanya yonggi sambil membuka pintu kamar mei.
Alangkah terkejutnya yonggi saat dia membuka pintu mei pun muncul di balik pintu.
“hah”kata mereka bersamaan.
mei menatap yonggi seakan ia akan menelan yonggi hidup-hidup, yonggi pun segera berlari menuju kamarnya sebelum mei menghajarnya.

Seperti biasa mei langsung turun untuk membantu paman di restorannya .
“miri , apa kau sudah makan siang?”
“ia paman”
setelah toko tutup seperti biasa mei naik ke kamarnya.
“lagi-lagi pulang jam segini?”kata mei yang melihat yonggi baru pulang entah dari mana.

Sudah hampir setahun mei tinggal bersama dengan keluarga barunya. Sudah selama itu juga ibunya tidak pernah menghubungi sama sekali. Mei duduk sendirian di kamarnya dengan menitihkan airmata.
seseorang membuka pintu.
“bisa kau turun sekarang?paman menunggumu.” Kata seorang yang berdiri depan pintu yang tak lain adalah yonggi. Yonggi menghampirinya.
Mei hanya diam dan turun ke bawah tanpa mempedulikan yonggi. Saat melihat ke meja dia melihat foto mei dengan seorang lelaki.
“apa dia menangisi orang ini? Apa ia telah di tolak juga?”
Yonggi mengambil dan memandangi foto itu.
“kalau di lihat dari sisi manapun aku tetap kelihatan lebih tampan darinya. Kenapa orang bodoh itu menangisinya?”
Mei turun dan berdiri di tangga.
"paman , kenapa memasak sebanyak ini?" tanya mei yang masih saja berdiri di tangga.
"kemarilah, ini ulang tahunnya mei. Jadi kali ini kita akan makan besar"
belum beberapa saat yonggi turun dari tangga memegang bahu mei dan mendorongnya.
"ayoo lah jangan berdiri disini"kata yonggi sambil mendorong mei.
Mei menurut tanpa perlawanan.
"lalu mana mei?"tanya mei.
"dia sebentar lagi akan pulang"jawab yonggi.
beberapa detik kemudian mei pulang.
"ayah , aku pulang"terdengar suara mei-cilik.
"wah, apa ini perayaan ulang tahunku yang ke12?"
"ia, duduk lah"kata ayahnya mempersilahkannya duduk sambil mengambil tasnya.
"kakak, apakah aku akan mendapatkan kado darimu?"tanya mei-cilik pada mei.
"hah? Apa?"kata mei yang sedikit terkejut.
"tentu saja"tambah mei.
"aku akan menerimanya dengan senang hati karna ini adalah hadiah pertamaku."
"apa kau juga akan memberikan ku hadiah tahun ini?"tanya mei-cilik sambil menatap yonggi.
"sepertinya tidak"jawab yonggi.
"kau selalu seperti itu!"
mei tersenyum melihat wajah mei-cilik yang kusam.
"jangan seperti itu, kau akan terlihat jelek jika wajahmu seperti itu"ejek mei.
"benarkah?"kata mei-cilik sambil memandangi wajahnya di kaca.
"sudah sudah, mari kita mulai saja makan"kata paman.
sebelum makan mei meniup lilinnya dan mereka pun mulai makan.
"bolehkah aku bertanya pa keinginanmu di tahu ini?"tanya ayah mei-cilik.
"keinginanku? Keinginanku tentu saja berharap kak miri selalu menjadi bagian keluarga ini. Berharap kak miri selalu mengikat rambutku, merapikan tempat tidurku, membelikanku boneka bahkan coklat. Dan menganggapku sebagai adiknya dan bahkan bisa menggatikan peran ibu bagiku. Aku juga ingin cantik seperti kak miri"
kata-kata mei-cilik membuat miri meneteskan air mata sambil tersenyum.
"apakah kau mau tinggal bersama kami selamanya?"
mei hanya diam dan langsung memeluk mei-cilik yang ada di sampingnya.
"kau akan berjanjikan jika ulang tahun yang17 kau akan tetap ada bersamaku? Kau tau aku sangat menantikan hari itu, kau tau alasannya."tambahnya.
"aku mengerti"kata mei.
Terlihat kegembiraan di wajah mei-cilik saat itu. Itu membuat paman dan yonggi tersenyum pada mereka berdua.
*esok harinya
"bisakah hari ini kita memakai motorku saja?"tanya yonggi.
mei diam saja dan menatap yonggi dengan wajah menyeramkan.
"baiklah..."kata yonggi menyerah.
"kita naik motormu saja"kata mei.
"apa?"
mei menarik nafas dan mengulangi kata-katanya.
"naik motormu saja. Kau tidak mau? Ya sudah"
"baik baiklah. Kita naik motorku."
mereka pun berangkat ke sekolah menggunakan motor yonggi.
"turunkan aku di tempat biasa"kata mei.
"aku tahu"
"baguslah kalau kau tahu"
yonggi menurunkan mei di tempat biasa. Setelah memberikan helmnya pada yonggi , mei menurunkannya begitu saja.
"kenapa tiba-tiba dia mau naik motor?"tanya yonggi saat mei mulai menjauh darinya.
yonggi pun menyusul ke sekolah. tentu saja gadis-gadis histeris melihat yonggi yang datang dengan motornya.
"kak, kau itu sangat keren meski menggunakan sepeda tetapi lebih keren lagi jika kau menggunakan motormu. Ohh"kata seorang wanita dengan temannya yang melintas di samping motor yonggi.
"benarkah?"tanya yonggi sambil tersenyum kepada dua orang itu dan membuat mereka berteriak histeris.
yonggi langsung memasuki kelas dan duduk di kursinya.
Sedangkan mei yang baru memasuki gerbang sekolah bertemu dengan hera. Merekan pun masuk ke kelas bersama-sama.
saat bel berbunyi miss ann langsung masuk kedalam kelas.
"selamat pagi semuanyaaaaa"
"selamat pagi miss ann"
"good, apa kalian ingin mendengarkan berita baik hari ini?"
tidak ada yang menjawab.
"baiklah, berita baik pertama jini akan kembali kesekolah ini"kata miss ann sambil tertawa.
"siapa jini?"tanya mei dengan teman duduknya.
"dia anak perdana menteri yang pindah waktu kelas 2 dan kembali lagi."
"ohh begitu."
saat melihat kebelakang terlihat wajah yonggi berubah.
'ada apa dengannya?'tanya mei dalam hati.
"selanjutnya pentas seni tahunan akan di laksanakan bulan depan dan saya berharap semuanya berpartisipasi agar lancarnya pentas tersebut."
"ia , miss ann"
"baiklah kita lanjutkan pelajaran hari ini"

Mei dan yonggi pulang ke rumah seperti biasanya. Tapi saat tiba di depan rumah paman sedang berdiri di depan restoran paman dengan membawa koper.
"paman, apa kita di usir?"tanya mei dengan perasaan khawatir.
"tidak miri, paman dan mei akan segera ke desa untuk menjenguk neneknya mei yang sedang sakit, paman sekalian mengajak mei karna kebetulan saja ia libur"jawab paman.
"huhhh"mei menghela nafas panjang.
"aku mengira kita di usir"
karna paman pergi otomatis yang tinggal di rumah hanya mei dan yonggi. paman juga berpesan pada mei agar menjaga rumah dengan baik serta menjaga yonggi. beberapa menit kemudian paman pun berangkat untuk menjemput mei-cilik di sekolah dan selanjutnya menuju ke stasiun.
dirumah hanya ada mei dan yonggi . Saat keluar dari kamar mei berdiri memandang ke arah jendela di mana yonggi sedang berdiri.
'apa yang dia lamunkan?apa dia sedang berfikir akan melakukan sesuatu padaku? Haaaa'kata mei dalam hati.
'ahhh tidak mungkin'tambah mei.
Mei turun ke lantai bawah, membuka kulkas dan melihat apa yang bisa ia masak untuk makan malam.
"apa dia menyukai sup ayam?"kata mei saat kepikiran akan membuat sup ayam.
Mei pun memutuskan untuk memasak sup ayam untuk makan malamnya dengan yonggi. Saat selesai masak mei langsung membawakan sup ayam buatannya keatas karna yonggi tak menghiraukan teriakan mei yang menyuruhnya turun.
"ada apa dengannya? Kenapa aku sudah berteriak sekencang ini dia masih saja tidak mendengarnya?apa dia tuli?"omel mei saat menaiki tangga.
*flashback
seseorang lelaki yang berpenampilan biasa saja sedang berlutut di hadapan seorang wanita yang tinggi dan cantik.
"apa yang ingin kau katakan?"
"jini?apa kau mau menjadi kekasihku?" kata yonggi dihadapan jini.
"apa?"jawab jini dengan ketus.
"benarkah?"
"bisa kah kau mengatakannya di lapangan sekolah?"
"jika itu mau mu aku akan melakukannya untukmu"
saat di lapangan sekolah.
"jini, aku serius padamu. Aku menyukaimu"kata seseorang itu lagi sambil memegang coklat dan setangkai bunga yang indah.
jini malah tertawa.
"apa kau sedang bermimpi sekarang? Apa kau belum bangun dari tidurmu?"tambah jini.
Seluruh sekolah melihat kejadian itu. Itu membuat hati yonggi sakit karna di permalukan oleh jini di waktu itu.
Yonggi berjalan melintasi kerumunan orang. Hatinya remuk saat itu, ia terus berjalan dan menahan air matanya.

*kembali kemasa kini.
"yonggiiiiiiiiiiiiiiiiiiii"teriak mei untuk kesekian kalinya di telinga yonggi.
"hei, miri apa yang kau lakukan? Apa aku tuli sehingga kau harus berteriak sekeras itu?hah"
"ya , kau tuli! Aku sejak tadi meneriakimu terus menerus tapi kau malah tak mendegarnya. Kau sebenarnya mau makan apa tidak?"
"makan? Tentu saja aku akan makan." kata yonggi meninggalkan mei dan turun ke dapur.
"kenapa dia malah ke dapur? Makanannya kan sudah aku bawakan ke sini? Haaaaa dasar bodoh"

"heeiiii miri? kenapa kau tidak turun untuk makan denganku?"
"makanannya ada di sini bodoh! Apa yang kau lakukan di bawah sana. Dasar"
yonggi segera berlari kembali keatas.
"kenapa kau tidak bilang kalau kau membawa makanannya ke atas?"
"apa kau buta tak melihat makanan ini ada disini sejak tadi?"
mereka pun makan dan tak ada hentinya berdebat karna makanan.

*esok harinya.
Saat  berhenti di tempat biasa yonggi meninggalkan mei jika kesekolah.
"sudah kau duluan saja" kata mei.
yonggi langsung saja meninggalkan mei setelah mei menberikan helmnya kepada yonggi.
"miiriiii"terdengar suara hera.
Mei terkejut.
'apa dia melihatnya?'tanya mei dalam hati.
"apa yang tadi itu yonggi?"tanya hera.
"hah, apa? Entahlah aku tak begitu memperhatikannya"
"benarkah?"
mei mengangguk.
"dia sangat mirip dengan yonggi, apa kalian berpacaran?"
"apa? Maksudmu aku dan yonggi . Hah tidak."
"maksudku yang tadi itu apa pacarmu? bukan kah kau bilang itu bukan yonggi? Apa itu benar-benar yonggi?"
"hah"kata mei terkejut dan bingung akan menjawab apa lagi.
"aku melihatmu turun dari motor itu. Apa kau benar-benar bersamanya?"kata hera dengan wajah sedih karna sahabatnya bisa lebih dekat dengan yonggi daripada hera.
Mei sebenarnya akan jujur pada hera bahwa ia serumah dengan yonggi tapi karna melihat roman wajah hera ia pun berubah pikiran.
"bukan, dia memang yonggi. Dia tadi menawarkanku untuk naik kemotornya menuju ke dalam sekolah tapi aku menolaknya." kata mei tersenyum lepada hera.
"benarkah? Seperti itu? Tapi aku yakin melihat kau turun dari motornya."
"kau mungkin salah lihat saja"
mei pun segera mengganti topik pembicaraan mereka tentang  pentas seni tahunan. Mei pun berharap ia bisa bergabung di pementasan drama musikal.

Jini telah kembali kesekolah, saat melewati mading sekolah. Jini terperangah melihat kepopuleran yonggi yang ada di peringkat 1 di sekolah, dia juga bertanya-tanya siapa yang ada di peringkat ke 2.
"miriani? Apa yang menarik darinya?"kata jini saat melihat foto mei.
Saat masuk kekelas jini langsung merampas tempat duduk hera yang saat itu sedang berada di samping yonggi yang sedang tertidur di mejanya sambil medengarkan musik. wajah hera berubah menjadi sedih, mei pun mengajaknya untuk duduk bersamanya. Mei hampir menghajar jini tapi hera melarangnya.
"jangan. Jangan berurusan dengannya. Aku mohon"kata hera dengan wajah sedih.
Mei hanya menghela nafas panjang.
Yonggi terbangun, melepaskan headset yang ada di telinganya. Menatap tajam ke hadapan jini dan segera pergi tapi di tarik oleh jini.
"lepaskan!"
yonggi pun pergi dan jini mengejarnya keluar. Jini pun selalu berusaha mendekati yonggi. Jelas saja yonggi telah berubah dari itik buruk rupa menjadi seseorang yang di idam-idamkan semua wanita di sekolahnya.
*pulang sekolah
"kenapa lama sekali?"tanya mei.
"maaf"
mei pun segera naik keatas motor dan pulang ia tak sadar kalau tak jauh dari situ hera berdiri melihat mereka.
"miri?apa kau pacaran dengannya? kenapa kau tak pernah mengaku jika kau pacaran dengannya?Huhh"kata hera sedih karna sahabatnya tak menceritakan yang sesungguhnya padanya.
*sore hari menjelang malam hari
mei memasak untuk yonggi dan dirinya, setelah itu makan bersama dengan yonggi di meja makan.
"enak, dari mana kau belajar memasak? Bukannya dulu kau bodoh?"
"apa?"
yonggi tersenyum bodoh kearah mei.
"jangan tersenyum seperti itu aku tidak suka!"
setelah makan malam mereka pun naik ke lantai dua.
Mei duduk di teras rumah sambil memandang langit dan pantai yang indah, mei teringat rian sahabatnya.
"apa kau juga merindukanku?seperti aku merindukanmu setelah bertahun-tahun tanpamu?"kata mei.

Tiba-tiba yonggi datang dan duduk disamping mei yang sejak tadi ia pandangi dari pintu.
"pakai la"kata yonggi sambil memberikan selimut hangat untuk mei.
"udara sangat dingin"tambah yonggi.
Mereka berdua pun duduk berdua dan menatap langit bersama. Lagi-lagi yonggi terbayang wajah jini yang menyebalkan dan membuatnya hilang mood apa lagi setelah melihat wajah mei yang begitu muram.
Mei sedang mengingat masa-masa dirinya bersama rian.
*flashback
mei dan rian bergandengan tangan kesekolah bersama. Mei menatap rian dengan tatapan bahagia.
"apa kau akan berjanji terus menemaniku? Di saat aku bahagia dan sedihku?"tanya mei.
rian mengangguk dan memeluk mei dan memutarnya ke udara membuat mei bahagia.

Mei juga mengingat saat ayah mei memukul ibu mei. Mei menangis, rian pasti datang dan memeluknya.

*masa sekarang
mei menitihkan air matanya, tak sadar kalau yonggi ada di sebelahnya. yonggi tak hentinya menetap wajah mei tetapi mei tak juga menyadarinya. Mei hanya mengingat rian dan menghawatirkan ibunya. Sampai akhirnya yonggi tak sadar memeluk mei dan mencium keningnya. Hal itu sontak membuat mei kaget dan tersadar dari lamunannya. Matanya terbelalak. Jantungnya tak karuan.
Sementara hera lagi-lagi berdiri di bawah dan melihat kejadian itu. itu membuatnya sakit.
Hera hanya memegang dadanya dan segera pergi dengan jalan tertatih. Hera tak sadar diperjalan menjatuhkan airmatanya.
"ini kah cinta? mengapa begitu menyakitkan? Apa aku cemburu pada sahabatku sendiri?"kata hera sambil terus memegang dadanya dan sebuah kotak makanan yang akan ia berikan pada mei.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar