LEAVING
MY DREAM PART 1
CAST:
-
JIYEON
T-ARA AS YOU
-
MIR
MBLAQ
-
DONGHAE
SUJU
-
BORA
SISTAR
-
JOON
MBLAQ
-
YESUNG
SUJU
-
SEUNGHO
MBLAQ
-
IU
AS QUEEN
GENRE
: ROMANTIC, FRIENDSHIP, AND AMBURADUL . LOL
AUTHOR
: NASRIANI HALIM (CHOI SANGRI ~YONGYONGRI)
*PLEASE
JANGAN JADI READERS YANG DIAM USAI MEMBACA HARAP MENGOMENTARI APA SAJA YANG
KURANG* TERIMA KASIH
di
dalam ruang itu terlihat seorang wanita yang melenggak-linggukan tubuhnya
dengan alunan musik yang sangat cepat.
“kau
tau? Mengapa aku sangat ingin menjadi yang terbaik? Tidak tau kan ? aku pun
sama, aku bahkan benar-benar tak mengerti apa yang ku lakukan. Ini benar-benar
diluar kendali seorang park jiyeon. Aku pernah terjatuh jatuh kedalam jurang,
jurang yang sangat dalam. Kau mau tau mengapa aku jatuh?aku tidak lah
benar-benar jatuh melainkan aku yang melompat ke jurang itu, aku
bodohkan?memang aku memang bodoh. Tapi aku beruntung karna ada kayu yang dapat
aku gapai sehingga aku bisa naik kembali keatas bukit itu, dan kau tau sebentar
lagi ya sebentar lagi aku akan sampai diatas sana tempat dimana seharusnya aku
berdiri. Park jiyeon semangat!”
Dan
berakhir dengan mengibaskan rambutnya dengan tangan ke atas dan tersenyum ke
arah cermin.
Suara
tepuk tangan terdengar dari jauh dan semakin dekat.
"kau
sangat maju dengan cepat, kau telah berbeda dengan dirimu beberapa tahun yang
lalu. Aku rasa dirimu waktu ku temukan dulu telah kembali lagi"ucap
donghae memuji jiyeon.
"kamsha
hamida, ini semua berkat dukunganmu guru"ucap jiyeon.
*flashback
saat
pertama kali memasuki asrama training dengan wajah sumringah jiyeon masuk
kedalam kamarnya dan merapikan bajunya.ahh entah mimpi apa aku semalam bisa
sampai ke tempat training ini ucapnya .Bel berkumpul berbunyi jiyeon dan queen
teman sekamarnya segera turun ke ruang latihan tapi karna tertinggal sesuatu
jiyeon kembali ke kamarnya sendiri dan saat menuju ke ruang latihan jiyeon
terjatuh karna menabrak seseorang.
"miyanheyoo"kata
jiyeon merapikan rambutnya dan menundukkan tubuhnya.
Bukannya
menjawab jiyeon ia malah tersenyum menatapi wajah jiyeon sampai wajahnya jiyeon
memerah karna malu. Seseorang berteriak dari kejauhan.
"yakh!yong
mir, apa yang kau lakukan di situ. Cepat kemari"teriak yesung.
Mir
segera menghampiri yesung.
"nomor
17 apa yang kau lakukan di luar? Apa kau mau berdiri disitu saja?"teriak
mentor donghae dengan tatapan tajam.
Anak-anak
segera masuk kedalam ruang latihan dan Latihan pun dimulai dengan latihan
pernafasan, beberapa saat beberapa lelaki masuk ke dalam ruangan.
"oh,
bukankah itu orang yang tadi?"
"apa
maksudmu?"tanya queen bingung.
"tidak"
"oh,
haiii"seseorang menyapa jiyeon dan queen.
"haii"ucap
mereka bersamaan.
"aku
lee joon panggil saja joon"
"joon?bisakah
memanggil oppa saja?"ucap queen.
"tentu,
itu yesung dan sebelahnya itu yongyong itu nama panggilannya namanya itu Mir
yang disana itu seungho"
"mir?"tanya
jiyeon.
“ada
apa?”
"bukan,
aku jiyeon . park jiyeon.”kata jiyeon memperkenalkan dirinya.
"yakh!berhenti
mengobrol! Jika dalam pelatihan!"
mereka
semua terdiam mendengar bentakkan donghae yang begitu keras dengan anak
didiknya.
Setelah
selesai berlatih seharian jiyeon dan queen pun keluar dari ruangan tak terasa
waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam.
"tak
terasa sudah selarut ini"ucap queen.
Jiyeon
hanya mengangguk.
"selamat
tidur nona nona"
semua
anggota wanita tersenyum melihat tingkah joon dan Mir yg tak hentinya
menebarkan pesonanya hingga membuat yesung dan seungho muak dan segera menyeret
mereka kekamarnya.
Sesampainya
di kamar queen langsung merabahkan tubuhnya.
"hahhh,
ini begitu melelahkan"
saat
semua orang tertidur jiyeon malah duduk dan belajar di meja belajarnya. Karena
takut menganggu temannya ia pun keluar ke teras kamar dan duduk dimeja sembari
belajar menulis hangul.
"apa
kau tidak beristirahat?"tanya seseorang dan membuat jiyeon tersentak.
"mengagetkanku
saja, hmm bisa kah kau tidak berteriak? Itu bisa menganggu yang lainnya"
"oke
baiklah"
tiba-tiba
ia memanjat dan sampai di teras jiyeon.
"mo?
Apa yang kau lakukan. Jika ada yang tau kau pasti akan terkena hukuman"
"omo?
Bukankah kau tadi yang menabrakku?"
"benarkah?kapan?"
"ya
sudahlah lupakan saja"ucap jiyeon dengan kesal.
“namaku
mir itu hanya nama stage yang diberikan oleh appa donghae untuk debutku
nanti"
"aku
sudah tau , kau memanggilnya appa?"ucap jiyeon jutek.
mir
mengangguk.
“itu
karena ia sudah seperti ayah kami”
"berapa
lama kau disni?apa kau akan segera debut?"
"tentu
saja, apa kau tak ingin segera debut?"
"tentu
saja aku mau secepatnya debut"
"itu
impian semua orang disini, oh iya apa yang kau lakukan dengan buku itu?"
"oh,
aku sedang belajar menulis hangul"
"kenapa
? Bukankah kau orang korea ? Mengapa harus mempelajarinya lagi? bukankah itu me
bosankan?"
"bukan,
ibuku saja yang orang korea ayahku sebenarnya berasal dari indonesia sama
seperti queen hanya saja queen ibunya asli thailand"
"aku
sejak berumur 5 tahun meninggalkan korea, mungkin karna itu aku jadi
lupa"sambung jiyeon.
Mir
tersenyum.
"apa
kau mau jika aku mengajarimu?"
"benarkah?
Kau mau mengajariku? Kalau begitu ahh baiklah. Gomawo"
"jangan
berterima kasih dulu"
mir
pun sangat bersemangat mengajarkannya pada jiyeon, tapi karna kelelahan jiyeon
malah tertidur karna kasihan mir pun mengendap masuk ke kamar jiyeon untuk
mengambil selimut.
Waktu
menunjukkan pukul 4 pagi dan mir segera masuk ke kamarnya.
Tepat
pukul 4.30 bel bangun berbunyi keras.
"ahh
, mengapa bel itu berbunyi begitu cepat"keluh jiyeon.
"oh, kenapa selimut ini ada
disini?"tambah jiyeon.
"jiyeon,
aku masih sangat mengantuk. Hoaaah"keluh queen saat berjalan menuju lantai
bawah dengan mengandeng jiyeon.
"sudahlah
jangan mengeluh terus kau jauh-jauh dari thailand hanya untuk masuk training
dan segera debut. Apa kau mau menghabiskan waktumu disini?"
queen
menggelengkan kepalanya.
"oh,
kau juga bangun?"ucap queen kepada yesung.
"ne,
tentu saja. Bahkan kami bisa bangun lebih pagi dari ini"
"omo?
Lebih pagi?jiyeon....."
"sudahlah
berhenti mengeluh"
setelah
semua berkumpul.
"sesuai
yang kalian tau, lelaki-lelaki ini yang nantinya debut bersama kalian. Mereka
sudah kulatih selama 2 tahun ini. Jadi berlatih lah lebih giat agar bisa cepat
mengejar mereka. Apa kalian mengerti"
"iaa,
kami mengerti guru"ucap semua dengan lemas.
Tanpa
basi-basi lagi donghae menyuruh semuanya segera berlari supaya rasa kantuknya
hilang.
Waktu
makan pagi bersama joon pindah tempat tepat disebelah jiyeon dan queen.
"oppa
apa setiap hari kita harus memakan rumput ini?"ucap queen mengeluh.
“berhenti
bilang itu rumput itu sayur”ucap jiyeon menjitak kepala queen.
"hah,
kau tidak suka ?"
queen
mengangguk.
"kalau
begitu biar saja yang memakannya"ucap joon.
"oppa,
gomawo”
"jiyeon"
"oh,
yongyong"ejek jiyeon.
"yak!
Berhenti memanggilku dengan nama itu, aku bilang panggil aku oppa"
"wae?
Bukankah kita hanya berbeda beberapa bulan? Kenapa harus sesopan itu?ah aku
tidak mau"
"ssi~
kau benar-benar"
"ya
sudah aku sedang buru-buru tak ada waktu dengan pertengkaran bodoh semacam
ini"
jiyeon
pergi begitu saja.
"yakh!
Aku belum selesai bicara"teriak mir.
Jiyeon
hanya melambaikan tangannya dan segera pergi.
"mir
, apa yang kau lakukan dengan ekspresi menyedihkan seperti itu?"ucap joon.
"apa
aku ini jelek hyung?"
"kenapa
tiba-tiba bertanya seperti itu?kau tidak jelek hanya saja begitu banyak kerutan
di wajahmu itu membuatmu tua"ucap joon lalu pergi.
"yak!
Kenapa kali ini kau mengataiku tua lagi?"teriak mir.
"mir
oppa, mengapa kau teriak teriak. Jika ketahuan appa kau akan mati!"ucap
queen menakuti mir.
"pergilah
queen sebelum aku benar-benar marah padamu"ucap mir.
"sebaiknya
kita pergi saja"ucap seungho pada queen.
Saat
latihan dimulai, jiyeon duduk tepat disebelah queen.
"jiyeon...jiyeon"panggil
mir.
Jiyeon
melihat ke arah mir dan dengan sekejap mengalihkan pandangan ke arah lain.
"jiyeon..jiyeoni"
"hm
hm mir! Jang mir! Park jang mir apa kau mendengarku!"teriak donghae.
"ne,
appa"
"ingat
peraturan ke 2?"
"ne,
appa"
setelah
beberapa kali mencari kesempatan untuk membujuk jiyeon bicara akhirnya mir
mendapat kesempatan pada saat jiyeon sedang latihan koreo di ruangan dansa.
Mir
duduk di sudut kegelapan sambil melihat jiyeon menari kesana kemari tanpa
menyadari kehadiran mir.
Karna
lelah jiyeon merebahkan tubuhnya di lantai begitu saja dengan headset yang
masih berbunyi keras ditelinganya. Mir berbaring di sebelahnya.
"jiyeon
, aku menyukaimu"
jiyeon
tak ada respon karna ia tak mendengarnya. Beberapa saat mir memberanikan diri
memegang tangan jiyeon dan hal itu sontak membuat jiyeon terkejut dan
terbangun.
"omo!
Apa yang kau lakukan disini?"ucapnya melotot dan melepaskan tangannya.
Mir
melepaskan headset di telinga jiyeon.
"dengarkan
aku. Aku menyukaimu"
"mo?"
"kali
ini aku berkata yang sesungguhnya"
jiyeon
tersenyum.
"apa
lelaki di korea seperti ini? Mudah mengatakan cinta begitu saja?"
"itu
karna cinta pandangan pertama, apa kau percaya itu?"
"tidak,
itu mustahil"ucapnya dengan ekspresi datar.
Jiyeon
segera beranjak berdiri mir menariknya dengan keras.
"sudah
ku bilang jangan menyentuh tanganku!"
karna
melepaskan tiba-tiba jiyeon yang juga memaksakan menarik tangannya terjatuh di
hadapan mir.
"apa
kau baik-baik saja?"
jiyeon
menghembuskan nafasnya.
Mereka
duduk bersandar pada dinding ruangan.
"dengarkan
aku, apa kau pikir wanita akan langsung spontan begitu saja menyukaimu saat kau
bilang suka padanya?"
mir
mengangguk.
"tentu
saja , bukankah wanita selalu begitu"
"kau
salah"
"wanita
yang bilang suka saat kau bilang suka padanya itu hanya la wanita yang
sebenarnya sama bodohnya sepertimu? Kenapa aku bilang seperti itu karna jika
wanita akan jatuh cinta mereka pasti akan memikirkannya berulangkali sebelum
menerima lelaki itu"
"apa
aku termasuk orang bodoh itu?"
"tidak
jika kau mau berusaha untuk memberi waktu wanita yang kau sukai itu"
"waktu
untuk berfikir?"
"bukan
hanya berfikir tapi juga untuk memahamimu dan kemudian bisa menyukaimu bahkan
mencintaimu atau bahkan menyayangimu"
"apa
ini jawabanmu, apa kau memintaku untuk menunggumu? Begitu ka?"tanya mir.
"yakh
mir-ssi, ini hanya nasihat bukan berarti aku..."
"sudah
lah mir. Mir wanita itu sangat sulit jika mengatakan suka kau tau kenapa ? Aku
pun masih belum mengerti tapi wanita itu walau tak bicara ia suka itu bisa
diliat hanya dari tatapan matanya"ucap jiyeon.
jiyeon
terus saja menasihati mir tapi mir malah memilih memandangi wajah jiyeon terus
menerus bahkan mendekat kewajahnya.
"apa
kau mengerti perkataanku?"ucap jiyeon dan menengok ke arah mir.
Dan
... Jiyeon tak sengaja mencium mir. Jiyeon mengundurkan kepalanya. Dan mir
masih tak percaya dengan hal yang baru saja terjadi.
'detak
jantungku, dadaku, darahku, perasaanku. Ini berbeda dengan wanita lain yang
pernah menciumku' karna malu jiyeon meninggalkan mir begitu saja. Mir masih
saja bengong tak percaya.
Mir
masuk ke kamarnya dengan wajah bloon.
"oh!
Mir. Ada apa denganmu?"tanya yesung yang sekamar dengannya
"hyung,
aku sepertinya akan mati"
"mo?
Apa kau sudah gila"
"hyung,
apa yang kau rasakan saat kau jatuh cinta?"
"kenapa
tiba tiba bertanya pertanyaan konyol seperti itu? Apa kau jatuh cinta? Bukankah
itu dilarang?"
"tidak
hyung . Aku hanya bertanya saja"
"apa
ya? Kurasa aku tak berhenti memikirkannya. Jika dekat dengannya seperti ingin
terus memengang tangannya. Hah"
"semuanya
aku rasakan hyung sekarang, aku melanggar"
"apaaaa
kau mau mati?"
mir
lalu menarik selimutnya dan menutupi wajahnya yang memerah.
"jiyeon
mengapa wajahmu begitu merah?"tanya queen.
"benarkah?"ucap
jiyeon lalu segera bercermin.
"wah
benar"tambahnya.
"benar
kejadian yang bodoh!"
"apa
yang terjadi?"tanya queen.
Jiyeon
malah acuh dan menarik selimutnya. Semalaman ia terus saja mengguling-gulingkan
tubuhnya karna tak bisa tidur. Begitupun dengan mir.
Jiyeon
keluar dari kamarnya menuju teras dengan selimut yang yang lilitkan ketubuhnya.
Bersamaan saat itu mir keluar dengan selimut yang ia lilitkan pula.
"omo"ucap
mereka berdua salah tingkah dan berbalik masuk kekamar.
Beberapa hari terlihat dan bersikap bodoh satu
sama lain membuat joon , queen, seungho bahkan yesung teman sekamarnya bingung.
"aneh,
jiyeon belakangan ini selalu bersikap bodoh"ucap queen.
"ia,
mir juga terliha seperti itu. Bahkan ia terus bertanya bagaimana perasaanku
saat jatu cinta"ucap yesung.
"ia
juga jika berdua denganku memegang tanganku bahkan mencium tanganku"ucap
seungho dengan ekspresi menggelikan.
"apa
dia sedang jatuh cinta?"tanya joon.
"apa
dengan jiyeon? Apa mereka sudah berpacaran?"ucap mereka bersamaan.
"tidak
mungkin!"teriak queen.
"yak!berhenti
berteriak"ucap joon.
"bahkan
mereka tak pernah berbicara, berdekatan saja tidak mau. Setiap melihat mir oppa
jiyeon selalu saja seperti melihat hantu"
"benarkah?"kata
mereka bersamaan.
"atau
mereka supaya tak terlihat?"ucap seungho penuh kecurigaan.
"ini
melanggar aturan, dia bisa mati"ucap yesung.
Semua
terus saja berdebat mengenai jiyeon dan mir.
Jiyeon
sedang duduk dan memainkan piano dengan nada sederhana didepannya. Mir lewat
dan mendengarnya ia mengintip jiyeon. Jiyeon bermain dengan wajah tersenyum
sambil menyanyikan lagu jatuh cinta.
"apa
artinya ia sudah membuka hatinya seperti yang ia katakan?mengapa begitu penuh
perasaan?" ucap mir dengan pede.
"begitu
merdu"ucap mir memuji jiyeon.
"jiyeon,
aku akan menunggu"berkata bodoh dengan senyum lebar sepanjang jalan.
Saat
pelajaran di mulai donghae mulai mengoceh pada mir karna belakangan ini
prestasinya menurun.
"apa
itu kemampuanmu? Semakin hari menanjak
turun begitu saja"omel donghae dengan wajah serius.
mir
hanya diam, jiyeon memandanginya dari jauh seperti terlihat bersalah.
'apa
ini karnaku'ucapnya dalam hati.
"karna
ketertinggalanmu jam tidur, makan, istirahat di siang hari dipotong 50%
"ne,
appa"ucap mir dengan lemas.
"tidur
paling lama dan bangun paling awal, apa kau mengerti?"
'mo?50?'ucap
jiyeon dalam hati terkejut.
Mereka
pun melanjutkan latihan hingga larut malam.
"aku
begitu lelah, aku ingin segera debut"keluh queen.
"jika
terus berlatih, oppa yakin kau akan debut bersamaan dengan opaa"ucap joon
yang memberi semangat pada queen.
"ahh,
benarkah?"
"tentu
saja kita pasti akan debut
bersama"potong yesung dan memeluk queen dan jiyeon dari belakang.
queen
mengangguk dan jiyeon masih saja terlihat cemas.
"sudah
ayo istirahat dulu"ajak seungho.
"jiyeon,
mengapa diam? Kau tak mau naik?"
"duluan
lah, sepertinya ada yang tertinggal"
"baiklah"
jiyeon
memasuki ruang latihan yang gelap ia hanya melihat mir samar-samar berdiri di
tengah kegelapan untuk latihan bernyanyi.
"hhhaaaa"desah
nafas mir yang merasa kelelahan.
Jiyeon
berjalan dengan pelan-pelan dan duduk di sudut ruangan memperhatikan mir.
"latihan
nari saja dulu lah"
ia
mengeluarkan ipadnya dan mulai memutar musik.
"oh
ini lagu yang selalu aku pake"ucap jiyeon.
mir
terus berlatih, waktu telah menunjukkan pukul 3 pagi tapi ia tak juga menyudahi
latihannya. Jiyeon juga masih tetap setia duduk manis di sudut ruangan
memperhatikan mir.
Mir
pergi ke kamarnya. Beberapa saat kemudian jiyeon pun naik ke kamarnya.
Baru
jiyeon mmenyandarkan badannya di kasur bel berbunyi menandakan waktunya untuk
bangun.
"hah!
Mengapa begitu cepat!"keluhnya.
Ia
pun berganti baju dan segera turun menyusul queen.
Saat
memasuki ruangan ia menunduk lemas.
"aku
lelah!ahhh"keluhnya.
di
depan pintu ketika hendak masuk mir datang dari arah berlawanan, jiyeon
terkejut karna mir tiba-tiba di hadapannya, karna malu jiyeon terburu-buru
masuk.
Setiap
selesai latihan jiyeon akan menemani mir tanpa sepengetahuan mir. Entah itu
duduk di depan pintu. Berdiri di jendela, atau bahkan berdiam diri dipojok
ruangan sampai suatu saat jiyeon ketahuan.
'ahh
, jangan mengantuk'ucapnya dalam hati sambil memukuli pipinya.
Tapi
yang terjadi jiyeon tertidur.
Karna
handphone mir terjatuh ke bawah meja mir pun menyalahkan lampu untuk melihat.
"omo!jiyeon~a"
setelah
mendapatkan handphonenya ia pun mematikan lampu dan duduk di sebelah jiyeon
dengan hati-hati karna takut jiyeon akan terbangun.
ia
memandangi wajah jiyeon sambil tersenyum.
"ah
begitu polos"
tak
sengaja kepala jiyeon pun terjatuh di pundak mir yang membuat mir sedikit kaget
dan kemudian tersenyum. Ia bahkan tak bergerak sedikitpun karna takut jiyeon
akan terbangun.
Bel
berbunyi menandakan bel untuk bangun. Jiyeon sontak terbangun dan bertatapan
lama tanpa mengedipkan sedikitpun matanya kearah mir.
'omo!ketahuan?babo!babo!babo'
Jiyeon
hanya terdiam karna malu ketahuan oleh mir. jiyeon keluar dan berganti baju dan
saat menuju tangga.
"gomawo"
langkah
jiyeon terhenti sejenak dan tersenyum sedikit.
Setelah
Mir pun pergi jiyeon menengok kebelakang dengan wajah bahagia.
Latihan
dimulai mei hanya diam karna malu melihat mir. Sesekali jiyeon curi pandang
melihat ke arah mir. Mir tahu dan hanya tersenyum ketika jiyeon melihat
kearahnya.
saat
makan jiyeon duduk dengan kepala yang diletakkan dimeja. Dan menarik nafas
panjang.
"jiyeon,
apa kau sakit?"tegur queen yang datang bersama yesung.
Jiyeon
menggelengkan kepalanya
"matamu
berbicara kalau kau itu kurang tidur ia kan?"
jiyeon
mengangguk.
"apa
terjadi sesuatu?"tanya yesung.
Jiyeon
menggelengkan kepalanya.
"apa
kau sedang ada masalah?"
jiyeon
mengangguk.
"apa?"tanya
queen.
"entahlah"
"mo?
Bagaimana bisa kau tidak tau"
"aku
benar-benar tidak tau. Ini membingungkan"ucap jiyeon lalu bangun dan mulai
makan.
"ahh
, kenapa makanan ini terasa begitu tidak enak?"keluh jiyeon.
"apa
maksudmu, ini sangat enak. Bukankah ini makanan favoritemu?"protes yesung.
"yesung
oppa, apa..."
"ada
apa?"
"tidak
usah, makan saja. Aku lupa"
mir
masuk ruang makan dan duduk dimeja seungho dan juga joon.
"kau
tampak segar, bukankah semalaman kau tak tidur?"
"entahlah
hyung, aku rasa karna seseorang yang memberiku
semangat aku merasa seperti ini"
karna
mendengar suara mir yang tepat dibelakangnya jiyeon sontak kaget.
Saat
latihan malam selesai. Jiyeon keluar dari ruangan. Mir mengikutinya.
"yak!jiyeon~a"
"oh,
ada apa?"
"apa
kau menemaniku lagi"
"kurasa
tidak"
lalu
pergi.
"yak!jiyeon!jiyeon!"
dikamar
jiyeon duduk di teras ruangan mendengarkan lagu dengan buku bertumpuk
dihadapannya.
jiyeon
berjalan memasuki kamar tapi saat didepan pintu jiyeon malah memukul tangannya
sendiri.
"yak!apa
yang kau lakukan. Sudah jangan kemana-mana disini saja babo"ucapnya marah
dan memukul kakinya.
dia
kemudian duduk lagi. Beberapa kali ia melawan hatinya namu akhirnya ia pun
turun keruang latihan.
ia
membuka ruang latihan dengan perlahan namun tak ada seorang pun.
"aneh,
bukankah ini masih jam 12 malam? Mengapa latihannya sudah selesai secepat
ini?"ucapnya dan menutup kembali pintu.
"apa
yang kau lakukan disini?"
"ahh,
kau hampir saja membuatku mati"
"benar
kau menemaniku?"
"apa?aku
hanya lewat saja"
"benarkah?"
"ia,
aku mau masuk karna akan berlatih, itu saja"
"apa
kau yakin?"
"tentu
saja"
jiyeon
pun masuk ke ruang latihan dan duduk di depan piano dan mulai memainkannya.
Mir
duduk disebelahnya dan jiyeon menghentikan permainannya.
"kenapa
berhenti?bisa ka kau menyanyikan lagu lain?"
"mo?baiklah
lagu apa yang kau ingin dengarkan?"
mir
meletakkan buku lagu.
"aku
tak pernah melihat lagu ini, apa ini lagu baru?"
mir
mengangguk.
"kau
yang pertama melihatnya dan boleh menyanyikannya.”
Mimik
wajah jiyeon berubah. Tak menunggu lama jiyeon mulai menyanyikan lagu tersebut.
~write
down love
mereka
bernyanyi dan terkadang saling berpandangan.
"aku
menyukai.."
"menyukaiku?"
"bukan
kau!, aku suka lagunya"
"benarkah?"
"jika
debut dan telah terkenal bolehkah aku menyanyikannya?"tanya jiyeon.
"tentu
saja tapi harus menyanyikannya bersamaku"
jiyeon
mengangguk.
"ne,
arasho!"
"hmm,
apa kau ingin sekali debut?"tanya mir.
"apa?
Debut? Tentu saja. Bukankah kau juga menginginkannya?"
"entahlah,
aku takut jiyeon"
"takut?"
"takut
melupakan perasaanku saat ini"
jiyeon
terkejut dengan ucapan mir.
"mo?"
jiyeon
tak tau berkata apa lagi, dia pun beranjak dari tempat duduknya dan
meninggalkan mir.
"besok,
bisakah hari bebasmu kau bersamaku?"tanya mir.
"hmm"ucap
jiyeon memalingkan pandangannya.
"sebelum
aku melupakan perasaan ini, bisa kah?"
"ne"ucap
jiyeon tersenyum dan pergi.
Keesokkan
harinya queen mengajak jiyeon untuk pergi bersamanya dengan joon, yesung dan
juga seungho, tapi jiyeon malah beralasan ia ingin tidur seharian.
Setelah
semua pergi tinggal jiyeon sendiri. Jiyeon keluar ke teras dan memanggil mir.
"yak!jang
mir! Jang miro!apa kau mendengarku?yak!jang mir"teriak jiyeon.
"apa
dia sudah pergi dengan queen?"
"ssiü"
dengan
wajah dan mood yang jelek jiyeon turun ke bawah dan berdiri didepan dormnya
menunggu mir.
"hah!semua
sudah kosong!dia benar-benar meninggalkanku"
jiyeon
kemudian menelpon mir tapi mir tidak mengangkatnya. Saat mir mengangkat jiyeon
spontan berteriak.
"yakhh!
Mir-ssi! Kau meninggalkanku?"
mir
hanya diam mendengar ocehan jiyeon yang begitu panjang.
"kau
tau aku berbohong pada queen hanya demi supaya bisa pergi denganmu!tapi mengapa
kau meninggalkanku babo?"teriak jiyeon.
"maafkan
aku jiyeon"
tergambar
jelas kekecewaan di wajah jiyeon, matanya berkaca-kaca menahan tangis dan
amarahnya.
"aku
tidak bisa meninggalkanmu begitu saja"ucap mir ditelpon namun terasa
begitu dekat.
Mir
di sebelah jiyeon dan mengenggam tangan jiyeon.
"ayo
kita pergi"ucapnya di dalam telpon.
"yakhh!kau"teriak
mei. Dan memukuli mir.
Mir
terus saja mengejek mei karna seperti anak kecil.
Saat
berjalan-jalan meski jiyeon selalu berusaha melepaskan tangannya tapi mir tetap
saja mengenggamnya dengan begitu erat.
"kita
bukan pasangan kekasih, mengapa memengang tanganku begitu erat?"
"itu
karna kau masih kecil, aku takut kau hilang"
"heuh,
apa?"ucapnya tertawa kecil.
"yakh!
Bagaimana jika ada yang mengambil gambar kita? Dan jika telah debut ada yang
mengenalinya?"
"itu
takkan terjadi"
"yakh!bisa
kau Melepaskannya?"
"tidak"
jiyeon
menghela nafas panjang karna tak bisa membujuk mir.
"jika
ada pilihan debut atau bersamamu? Aku akan memilih bersamamu"
jiyeon
terkejut dengan ucapan mir.
"wae?"
"jika
tetap debut, aku mungkin tak bisa bersamamu. Di agensi kita saat sudah debut
jika seseorang bertanya wanita idamanmu itu pun sudah dilarang apa lagi jika
aku menyebutkan aku menyukaimu"
"sebesar
itu ka perasaanmu?"
"tentu
saja, apa kau tak yakin padaku?aku akan membuktikannya"
"apa?"
"berjanjilah
jika salah satu diantara kita tidak bisa debut bisakah kau dan aku juga tidak
debut?dan jika kau atau aku debut, maka kita harus debut bersama-sama"
"bukankah
itu merugikanku?"
"bisakah
kau berkata ia saja dan tidak banyak protes?"
jiyeon
tertawa.
"apa
jika aku dan kau tidak debut, apa kau akan melamarku?"
"tentu
saja, aku akan langsung menemui orang tuamu"
mereka
berdua tertawa.
"baiklah.
Intinya jika aku debut kau juga debut bersamaku dan jika aku tak debut kau
otomatis juga harus mundur. Begitu kan?"
mir
mengangguk sambil menganyunkan tangannya.
"apa
itu artinya kau jadi kekasihku sekarang?"
"hmm,
pendapatmu bagaimana?"ucap jiyeon dengan melempar senyum ke arah mir.
Mir
memeluk jiyeon, karna canggung jiyeon pun marah dan bilang bahwa ia tak suka
dipeluk.
"lalu
apa yang sekarang kita lakukan?"
"jika
kau ingin bersamaku bukankah kau harus berusaha supaya kita tak jadi
debut?"ucap jiyeon.
"apa
kau mau mengorbankannya untukku?"
"bukankah
kau juga seperti itu?"
menikmati
seharian itu membuat jiyeon sangat bahagia. Mereka juga saling bertukar agenda
masing-masing. Di agenda itu tertulis beberapa keinginan mereka saat
bersama-sama nanti disitu juga di tuliskan apa saja yang mereka sukai. Ini
mereka lakukan agar semakin mengenal satu sama lain.
"aku
benar-benar sudah gila, aku bahkan rela melepaskan impianku demi
bersamanya"ucap jiyeon.
Sejak
hari itu kinerja jiyeon menurun drastis, bahkan ia sering bolos untuk latihan.
Begitupun mir yang selalu kabur dari tempat pelatihan.
Beberapa
bulan kemudian.
"apa
kau sadar dengan kinerja burukmu?"tanya donghae.
"ne,
oppa"
"kau
tau jika terus seperti ini kau akan batal untuk debut bersama queen"
"maafkan
aku oppa"
"kau
tau aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri, jika tidak pasti aku sudah
melemparmu jauh-jauh dari tempat ini"
donghae
begitu marah dengan sikap jiyeon yang berubah dan kinerjanya pun mulai melemah.
Saat keluar dari ruang latihan queen menangis dan memeluk jiyeon.
"ada
apa?"tanya jiyeon.
"apa
kau masih bisa bertanya mengapa aku menangis. Bagaimana bisa aku debut
tanpamu?"
"queen,
aku mungkin tak seberbakat dirimu"
"bagaimana
bisa berkata seperti itu, bukankah kita akan duo?"
"yakh!
Bukankah lebih baik jika kau solo. Kau tak perlu lagi berbagi panggung
denganku"
jiyeon
terus saja berusaha menenangkan queen. Sedangkan donghae terus saja memberi
semangat pada jiyeon.
"mengapa
tak mengeluarkanku?"tanya jiyeon.
"kau
berbakat"
"oppa,
kau hanya akan membuang waktumu aku dan mir sama sekali tak ada bakat"
"aku
akan tetap melatihmu dengan mir meskipun bertahun-tahun lamanya.aku akan
menunggu sampai kalian layak untuk debut bersama"
"mir,
takkan disini. Sudah ku putuskan dia akan debut"ucap bora yang tiba-tiba
masuk ke ruangan donghae.
"tapi
dia kan?"potong donghae.
"dia
berbakat!dia Suka bermain-main dengan hidupnya makanya kinerjanya turun, aku
yakin dia akan bersinar dengan mudahnya"ucap bora dengan penuh keyakinan.
"bukankah
mir sudah mengatakan bahwa ia takkan debut sebelum ia benar-benar
layak?"tanya donghae.
"dia
akan debut, aku sudah bertanya padanya dan ia menerimanya dengan senang hati
bahkan ia berjanji akan lebih baik lagi"
donghae
tak bisa memaksakan kehendaknya karna bora adalah presiden direktur pada white
entertaiment dimana donghae bernaung. Dan telah di putuskan mir akhirnya debut
bersama seungho, yesung, dan joon serta queen yang tampil solo tanpa jiyeon.
Karena
begitu tak menyangka mir akan berpaling darinya jiyeon tak tahan saat keluar
dari ruangan ia langsung menitihkan airmatanya.
"apa
ini janji kita?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar