Sabtu, 13 Oktober 2012

[FANFICTION]Leaving My Dream Chap 1


LEAVING MY DREAM PART 1
CAST:
-         JIYEON T-ARA AS YOU
-         MIR MBLAQ
-         DONGHAE SUJU
-         BORA SISTAR
-         JOON MBLAQ
-         YESUNG SUJU
-         SEUNGHO MBLAQ
-         IU AS QUEEN
GENRE : ROMANTIC, FRIENDSHIP, AND AMBURADUL . LOL
AUTHOR : NASRIANI HALIM (CHOI SANGRI ~YONGYONGRI)
*PLEASE JANGAN JADI READERS YANG DIAM USAI MEMBACA HARAP MENGOMENTARI APA SAJA YANG KURANG* TERIMA KASIH

di dalam ruang itu terlihat seorang wanita yang melenggak-linggukan tubuhnya dengan alunan musik yang sangat cepat.
“kau tau? Mengapa aku sangat ingin menjadi yang terbaik? Tidak tau kan ? aku pun sama, aku bahkan benar-benar tak mengerti apa yang ku lakukan. Ini benar-benar diluar kendali seorang park jiyeon. Aku pernah terjatuh jatuh kedalam jurang, jurang yang sangat dalam. Kau mau tau mengapa aku jatuh?aku tidak lah benar-benar jatuh melainkan aku yang melompat ke jurang itu, aku bodohkan?memang aku memang bodoh. Tapi aku beruntung karna ada kayu yang dapat aku gapai sehingga aku bisa naik kembali keatas bukit itu, dan kau tau sebentar lagi ya sebentar lagi aku akan sampai diatas sana tempat dimana seharusnya aku berdiri. Park jiyeon semangat!”
Dan berakhir dengan mengibaskan rambutnya dengan tangan ke atas dan tersenyum ke arah cermin.
Suara tepuk tangan terdengar dari jauh dan semakin dekat.
"kau sangat maju dengan cepat, kau telah berbeda dengan dirimu beberapa tahun yang lalu. Aku rasa dirimu waktu ku temukan dulu telah kembali lagi"ucap donghae memuji jiyeon.
"kamsha hamida, ini semua berkat dukunganmu guru"ucap jiyeon.

*flashback
saat pertama kali memasuki asrama training dengan wajah sumringah jiyeon masuk kedalam kamarnya dan merapikan bajunya.ahh entah mimpi apa aku semalam bisa sampai ke tempat training ini ucapnya .Bel berkumpul berbunyi jiyeon dan queen teman sekamarnya segera turun ke ruang latihan tapi karna tertinggal sesuatu jiyeon kembali ke kamarnya sendiri dan saat menuju ke ruang latihan jiyeon terjatuh karna menabrak seseorang.
"miyanheyoo"kata jiyeon merapikan rambutnya dan menundukkan tubuhnya.
Bukannya menjawab jiyeon ia malah tersenyum menatapi wajah jiyeon sampai wajahnya jiyeon memerah karna malu. Seseorang berteriak dari kejauhan.
"yakh!yong mir, apa yang kau lakukan di situ. Cepat kemari"teriak yesung.
Mir segera menghampiri yesung.
"nomor 17 apa yang kau lakukan di luar? Apa kau mau berdiri disitu saja?"teriak mentor donghae dengan tatapan tajam.
Anak-anak segera masuk kedalam ruang latihan dan Latihan pun dimulai dengan latihan pernafasan, beberapa saat beberapa lelaki masuk ke dalam ruangan.
"oh, bukankah itu orang yang tadi?"
"apa maksudmu?"tanya queen bingung.
"tidak"

"oh, haiii"seseorang menyapa jiyeon dan queen.
"haii"ucap mereka bersamaan.
"aku lee joon panggil saja joon"
"joon?bisakah memanggil oppa saja?"ucap queen.
"tentu, itu yesung dan sebelahnya itu yongyong itu nama panggilannya namanya itu Mir yang disana itu seungho"
"mir?"tanya jiyeon.
“ada apa?”
"bukan, aku jiyeon . park jiyeon.”kata jiyeon memperkenalkan dirinya.
"yakh!berhenti mengobrol! Jika dalam pelatihan!"
mereka semua terdiam mendengar bentakkan donghae yang begitu keras dengan anak didiknya.
Setelah selesai berlatih seharian jiyeon dan queen pun keluar dari ruangan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam.
"tak terasa sudah selarut ini"ucap queen.
Jiyeon hanya mengangguk.
"selamat tidur nona nona"
semua anggota wanita tersenyum melihat tingkah joon dan Mir yg tak hentinya menebarkan pesonanya hingga membuat yesung dan seungho muak dan segera menyeret mereka kekamarnya.
Sesampainya di kamar queen langsung merabahkan tubuhnya.
"hahhh, ini begitu melelahkan"
saat semua orang tertidur jiyeon malah duduk dan belajar di meja belajarnya. Karena takut menganggu temannya ia pun keluar ke teras kamar dan duduk dimeja sembari belajar menulis hangul.
"apa kau tidak beristirahat?"tanya seseorang dan membuat jiyeon tersentak.
"mengagetkanku saja, hmm bisa kah kau tidak berteriak? Itu bisa menganggu yang lainnya"
"oke baiklah"
tiba-tiba ia memanjat dan sampai di teras jiyeon.
"mo? Apa yang kau lakukan. Jika ada yang tau kau pasti akan terkena hukuman"
"omo? Bukankah kau tadi yang menabrakku?"
"benarkah?kapan?"
"ya sudahlah lupakan saja"ucap jiyeon dengan kesal.
“namaku mir itu hanya nama stage yang diberikan oleh appa donghae untuk debutku nanti"
"aku sudah tau , kau memanggilnya appa?"ucap jiyeon jutek.
mir mengangguk.
“itu karena ia sudah seperti ayah kami”
"berapa lama kau disni?apa kau akan segera debut?"
"tentu saja, apa kau tak ingin segera debut?"
"tentu saja aku mau secepatnya debut"
"itu impian semua orang disini, oh iya apa yang kau lakukan dengan buku itu?"
"oh, aku sedang belajar menulis hangul"
"kenapa ? Bukankah kau orang korea ? Mengapa harus mempelajarinya lagi? bukankah itu me bosankan?"
"bukan, ibuku saja yang orang korea ayahku sebenarnya berasal dari indonesia sama seperti queen hanya saja queen ibunya asli thailand"
"aku sejak berumur 5 tahun meninggalkan korea, mungkin karna itu aku jadi lupa"sambung jiyeon.
Mir tersenyum.
"apa kau mau jika aku mengajarimu?"
"benarkah? Kau mau mengajariku? Kalau begitu ahh baiklah. Gomawo"
"jangan berterima kasih dulu"
mir pun sangat bersemangat mengajarkannya pada jiyeon, tapi karna kelelahan jiyeon malah tertidur karna kasihan mir pun mengendap masuk ke kamar jiyeon untuk mengambil selimut.
Waktu menunjukkan pukul 4 pagi dan mir segera masuk ke kamarnya.
Tepat pukul 4.30 bel bangun berbunyi keras.
"ahh , mengapa bel itu berbunyi begitu cepat"keluh jiyeon.
 "oh, kenapa selimut ini ada disini?"tambah jiyeon.
"jiyeon, aku masih sangat mengantuk. Hoaaah"keluh queen saat berjalan menuju lantai bawah dengan mengandeng jiyeon.
"sudahlah jangan mengeluh terus kau jauh-jauh dari thailand hanya untuk masuk training dan segera debut. Apa kau mau menghabiskan waktumu disini?"
queen menggelengkan kepalanya.
"oh, kau juga bangun?"ucap queen kepada yesung.
"ne, tentu saja. Bahkan kami bisa bangun lebih pagi dari ini"
"omo? Lebih pagi?jiyeon....."
"sudahlah berhenti mengeluh"
setelah semua berkumpul.
"sesuai yang kalian tau, lelaki-lelaki ini yang nantinya debut bersama kalian. Mereka sudah kulatih selama 2 tahun ini. Jadi berlatih lah lebih giat agar bisa cepat mengejar mereka. Apa kalian mengerti"
"iaa, kami mengerti guru"ucap semua dengan lemas.
Tanpa basi-basi lagi donghae menyuruh semuanya segera berlari supaya rasa kantuknya hilang.
Waktu makan pagi bersama joon pindah tempat tepat disebelah jiyeon dan queen.
"oppa apa setiap hari kita harus memakan rumput ini?"ucap queen mengeluh.
“berhenti bilang itu rumput itu sayur”ucap jiyeon menjitak kepala queen.
"hah, kau tidak suka ?"
queen mengangguk.
"kalau begitu biar saja yang memakannya"ucap joon.
"oppa, gomawo”
"jiyeon"
"oh, yongyong"ejek jiyeon.
"yak! Berhenti memanggilku dengan nama itu, aku bilang panggil aku oppa"
"wae? Bukankah kita hanya berbeda beberapa bulan? Kenapa harus sesopan itu?ah aku tidak mau"
"ssi~ kau benar-benar"
"ya sudah aku sedang buru-buru tak ada waktu dengan pertengkaran bodoh semacam ini"
jiyeon pergi begitu saja.
"yakh! Aku belum selesai bicara"teriak mir.
Jiyeon hanya melambaikan tangannya dan segera pergi.
"mir , apa yang kau lakukan dengan ekspresi menyedihkan seperti itu?"ucap joon.
"apa aku ini jelek hyung?"
"kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?kau tidak jelek hanya saja begitu banyak kerutan di wajahmu itu membuatmu tua"ucap joon lalu pergi.
"yak! Kenapa kali ini kau mengataiku tua lagi?"teriak mir.
"mir oppa, mengapa kau teriak teriak. Jika ketahuan appa kau akan mati!"ucap queen menakuti mir.
"pergilah queen sebelum aku benar-benar marah padamu"ucap mir.
"sebaiknya kita pergi saja"ucap seungho pada queen.

Saat latihan dimulai, jiyeon duduk tepat disebelah queen.
"jiyeon...jiyeon"panggil mir.
Jiyeon melihat ke arah mir dan dengan sekejap mengalihkan pandangan ke arah lain.
"jiyeon..jiyeoni"
"hm hm mir! Jang mir! Park jang mir apa kau mendengarku!"teriak donghae.
"ne, appa"
"ingat peraturan ke 2?"
"ne, appa"
setelah beberapa kali mencari kesempatan untuk membujuk jiyeon bicara akhirnya mir mendapat kesempatan pada saat jiyeon sedang latihan koreo di ruangan dansa.
Mir duduk di sudut kegelapan sambil melihat jiyeon menari kesana kemari tanpa menyadari kehadiran mir.
Karna lelah jiyeon merebahkan tubuhnya di lantai begitu saja dengan headset yang masih berbunyi keras ditelinganya. Mir berbaring di sebelahnya.
"jiyeon , aku menyukaimu"
jiyeon tak ada respon karna ia tak mendengarnya. Beberapa saat mir memberanikan diri memegang tangan jiyeon dan hal itu sontak membuat jiyeon terkejut dan terbangun.
"omo! Apa yang kau lakukan disini?"ucapnya melotot dan melepaskan tangannya.
Mir melepaskan headset di telinga jiyeon.
"dengarkan aku. Aku menyukaimu"
"mo?"
"kali ini aku berkata yang sesungguhnya"
jiyeon tersenyum.
"apa lelaki di korea seperti ini? Mudah mengatakan cinta begitu saja?"
"itu karna cinta pandangan pertama, apa kau percaya itu?"
"tidak, itu mustahil"ucapnya dengan ekspresi datar.
Jiyeon segera beranjak berdiri mir menariknya dengan keras.
"sudah ku bilang jangan menyentuh tanganku!"
karna melepaskan tiba-tiba jiyeon yang juga memaksakan menarik tangannya terjatuh di hadapan mir.
"apa kau baik-baik saja?"
jiyeon menghembuskan nafasnya.
Mereka duduk bersandar pada dinding ruangan.
"dengarkan aku, apa kau pikir wanita akan langsung spontan begitu saja menyukaimu saat kau bilang suka padanya?"
mir mengangguk.
"tentu saja , bukankah wanita selalu begitu"
"kau salah"
"wanita yang bilang suka saat kau bilang suka padanya itu hanya la wanita yang sebenarnya sama bodohnya sepertimu? Kenapa aku bilang seperti itu karna jika wanita akan jatuh cinta mereka pasti akan memikirkannya berulangkali sebelum menerima lelaki itu"
"apa aku termasuk orang bodoh itu?"
"tidak jika kau mau berusaha untuk memberi waktu wanita yang kau sukai itu"
"waktu untuk berfikir?"
"bukan hanya berfikir tapi juga untuk memahamimu dan kemudian bisa menyukaimu bahkan mencintaimu atau bahkan menyayangimu"
"apa ini jawabanmu, apa kau memintaku untuk menunggumu? Begitu ka?"tanya mir.
"yakh mir-ssi, ini hanya nasihat bukan berarti aku..."
"sudah lah mir. Mir wanita itu sangat sulit jika mengatakan suka kau tau kenapa ? Aku pun masih belum mengerti tapi wanita itu walau tak bicara ia suka itu bisa diliat hanya dari tatapan matanya"ucap jiyeon.
jiyeon terus saja menasihati mir tapi mir malah memilih memandangi wajah jiyeon terus menerus bahkan mendekat kewajahnya.
"apa kau mengerti perkataanku?"ucap jiyeon dan menengok ke arah mir.
Dan ... Jiyeon tak sengaja mencium mir. Jiyeon mengundurkan kepalanya. Dan mir masih tak percaya dengan hal yang baru saja terjadi.
'detak jantungku, dadaku, darahku, perasaanku. Ini berbeda dengan wanita lain yang pernah menciumku' karna malu jiyeon meninggalkan mir begitu saja. Mir masih saja bengong tak percaya.
Mir masuk ke kamarnya dengan wajah bloon.
"oh! Mir. Ada apa denganmu?"tanya yesung yang sekamar dengannya
"hyung, aku sepertinya akan mati"
"mo? Apa kau sudah gila"
"hyung, apa yang kau rasakan saat kau jatuh cinta?"
"kenapa tiba tiba bertanya pertanyaan konyol seperti itu? Apa kau jatuh cinta? Bukankah itu dilarang?"
"tidak hyung . Aku hanya bertanya saja"
"apa ya? Kurasa aku tak berhenti memikirkannya. Jika dekat dengannya seperti ingin terus memengang tangannya. Hah"
"semuanya aku rasakan hyung sekarang, aku melanggar"
"apaaaa kau mau mati?"
mir lalu menarik selimutnya dan menutupi wajahnya yang memerah.

"jiyeon mengapa wajahmu begitu merah?"tanya queen.
"benarkah?"ucap jiyeon lalu segera bercermin.
"wah benar"tambahnya.
"benar kejadian yang bodoh!"
"apa yang terjadi?"tanya queen.
Jiyeon malah acuh dan menarik selimutnya. Semalaman ia terus saja mengguling-gulingkan tubuhnya karna tak bisa tidur. Begitupun dengan mir.
Jiyeon keluar dari kamarnya menuju teras dengan selimut yang yang lilitkan ketubuhnya. Bersamaan saat itu mir keluar dengan selimut yang ia lilitkan pula.
"omo"ucap mereka berdua salah tingkah dan berbalik masuk kekamar.
 Beberapa hari terlihat dan bersikap bodoh satu sama lain membuat joon , queen, seungho bahkan yesung teman sekamarnya bingung.
"aneh, jiyeon belakangan ini selalu bersikap bodoh"ucap queen.
"ia, mir juga terliha seperti itu. Bahkan ia terus bertanya bagaimana perasaanku saat jatu cinta"ucap yesung.
"ia juga jika berdua denganku memegang tanganku bahkan mencium tanganku"ucap seungho dengan ekspresi menggelikan.
"apa dia sedang jatuh cinta?"tanya joon.
"apa dengan jiyeon? Apa mereka sudah berpacaran?"ucap mereka bersamaan.
"tidak mungkin!"teriak queen.
"yak!berhenti berteriak"ucap joon.
"bahkan mereka tak pernah berbicara, berdekatan saja tidak mau. Setiap melihat mir oppa jiyeon selalu saja seperti melihat hantu"
"benarkah?"kata mereka bersamaan.
"atau mereka supaya tak terlihat?"ucap seungho penuh kecurigaan.
"ini melanggar aturan, dia bisa mati"ucap yesung.
Semua terus saja berdebat mengenai jiyeon dan mir.


Jiyeon sedang duduk dan memainkan piano dengan nada sederhana didepannya. Mir lewat dan mendengarnya ia mengintip jiyeon. Jiyeon bermain dengan wajah tersenyum sambil menyanyikan lagu jatuh cinta.
"apa artinya ia sudah membuka hatinya seperti yang ia katakan?mengapa begitu penuh perasaan?" ucap mir dengan pede.
"begitu merdu"ucap mir memuji jiyeon.
"jiyeon, aku akan menunggu"berkata bodoh dengan senyum lebar sepanjang jalan.

Saat pelajaran di mulai donghae mulai mengoceh pada mir karna belakangan ini prestasinya menurun.
"apa itu kemampuanmu?  Semakin hari menanjak turun begitu saja"omel donghae dengan wajah serius.
mir hanya diam, jiyeon memandanginya dari jauh seperti terlihat bersalah.
'apa ini karnaku'ucapnya dalam hati.
"karna ketertinggalanmu jam tidur, makan, istirahat di siang hari dipotong 50%
"ne, appa"ucap mir dengan lemas.
"tidur paling lama dan bangun paling awal, apa kau mengerti?"
'mo?50?'ucap jiyeon dalam hati terkejut.
Mereka pun melanjutkan latihan hingga larut malam.
"aku begitu lelah, aku ingin segera debut"keluh queen.
"jika terus berlatih, oppa yakin kau akan debut bersamaan dengan opaa"ucap joon yang memberi semangat pada queen.
"ahh, benarkah?"
"tentu saja kita  pasti akan debut bersama"potong yesung dan memeluk queen dan jiyeon dari belakang.
queen mengangguk dan jiyeon masih saja terlihat cemas.
"sudah ayo istirahat dulu"ajak seungho.
"jiyeon, mengapa diam? Kau tak mau naik?"
"duluan lah, sepertinya ada yang tertinggal"
"baiklah"
jiyeon memasuki ruang latihan yang gelap ia hanya melihat mir samar-samar berdiri di tengah kegelapan untuk latihan bernyanyi.
"hhhaaaa"desah nafas  mir yang merasa kelelahan.
Jiyeon berjalan dengan pelan-pelan dan duduk di sudut ruangan memperhatikan mir.
"latihan nari saja dulu lah"
ia mengeluarkan ipadnya dan mulai memutar musik.
"oh ini lagu yang selalu aku pake"ucap jiyeon.
mir terus berlatih, waktu telah menunjukkan pukul 3 pagi tapi ia tak juga menyudahi latihannya. Jiyeon juga masih tetap setia duduk manis di sudut ruangan memperhatikan mir.
Mir pergi ke kamarnya. Beberapa saat kemudian jiyeon pun naik ke kamarnya.
Baru jiyeon mmenyandarkan badannya di kasur bel berbunyi menandakan waktunya untuk bangun.
"hah! Mengapa begitu cepat!"keluhnya.
Ia pun berganti baju dan segera turun menyusul queen.
Saat memasuki ruangan ia menunduk  lemas.
"aku lelah!ahhh"keluhnya.
di depan pintu ketika hendak masuk mir datang dari arah berlawanan, jiyeon terkejut karna mir tiba-tiba di hadapannya, karna malu jiyeon terburu-buru masuk.
Setiap selesai latihan jiyeon akan menemani mir tanpa sepengetahuan mir. Entah itu duduk di depan pintu. Berdiri di jendela, atau bahkan berdiam diri dipojok ruangan sampai suatu saat jiyeon ketahuan.
'ahh , jangan mengantuk'ucapnya dalam hati sambil memukuli pipinya.
Tapi yang terjadi jiyeon tertidur.
Karna handphone mir terjatuh ke bawah meja mir pun menyalahkan lampu untuk melihat.
"omo!jiyeon~a"
setelah mendapatkan handphonenya ia pun mematikan lampu dan duduk di sebelah jiyeon dengan hati-hati karna takut jiyeon akan terbangun.
ia memandangi wajah jiyeon sambil tersenyum.
"ah begitu polos"
tak sengaja kepala jiyeon pun terjatuh di pundak mir yang membuat mir sedikit kaget dan kemudian tersenyum. Ia bahkan tak bergerak sedikitpun karna takut jiyeon akan terbangun.
Bel berbunyi menandakan bel untuk bangun. Jiyeon sontak terbangun dan bertatapan lama tanpa mengedipkan sedikitpun matanya kearah mir.
'omo!ketahuan?babo!babo!babo'
Jiyeon hanya terdiam karna malu ketahuan oleh mir. jiyeon keluar dan berganti baju dan saat menuju tangga.
"gomawo"
langkah jiyeon terhenti sejenak dan tersenyum sedikit.
Setelah Mir pun pergi jiyeon menengok kebelakang dengan wajah bahagia.
Latihan dimulai mei hanya diam karna malu melihat mir. Sesekali jiyeon curi pandang melihat ke arah mir. Mir tahu dan hanya tersenyum ketika jiyeon melihat kearahnya.
saat makan jiyeon duduk dengan kepala yang diletakkan dimeja. Dan menarik nafas panjang.
"jiyeon, apa kau sakit?"tegur queen yang datang bersama yesung.
Jiyeon menggelengkan kepalanya
"matamu berbicara kalau kau itu kurang tidur ia kan?"
jiyeon mengangguk.
"apa terjadi sesuatu?"tanya yesung.
Jiyeon menggelengkan kepalanya.
"apa kau sedang ada masalah?"
jiyeon mengangguk.
"apa?"tanya queen.
"entahlah"
"mo? Bagaimana bisa kau tidak tau"
"aku benar-benar tidak tau. Ini membingungkan"ucap jiyeon lalu bangun dan mulai makan.
"ahh , kenapa makanan ini terasa begitu tidak enak?"keluh jiyeon.
"apa maksudmu, ini sangat enak. Bukankah ini makanan favoritemu?"protes yesung.
"yesung oppa, apa..."
"ada apa?"
"tidak usah, makan saja. Aku lupa"
mir masuk ruang makan dan duduk dimeja seungho dan juga joon.
"kau tampak segar, bukankah semalaman kau tak tidur?"
"entahlah hyung, aku rasa karna seseorang  yang memberiku semangat aku merasa seperti ini"
karna mendengar suara mir yang tepat dibelakangnya jiyeon sontak kaget.

Saat latihan malam selesai. Jiyeon keluar dari ruangan. Mir mengikutinya.
"yak!jiyeon~a"
"oh, ada apa?"
"apa kau menemaniku lagi"
"kurasa tidak"
lalu pergi.
"yak!jiyeon!jiyeon!"
dikamar jiyeon duduk di teras ruangan mendengarkan lagu dengan buku bertumpuk dihadapannya.
jiyeon berjalan memasuki kamar tapi saat didepan pintu jiyeon malah memukul tangannya sendiri.
"yak!apa yang kau lakukan. Sudah jangan kemana-mana disini saja babo"ucapnya marah dan memukul kakinya.
dia kemudian duduk lagi. Beberapa kali ia melawan hatinya namu akhirnya ia pun turun keruang latihan.
ia membuka ruang latihan dengan perlahan namun tak ada seorang pun.
"aneh, bukankah ini masih jam 12 malam? Mengapa latihannya sudah selesai secepat ini?"ucapnya dan menutup kembali pintu.
"apa yang kau lakukan disini?"
"ahh, kau hampir saja membuatku mati"
"benar kau menemaniku?"
"apa?aku hanya lewat saja"
"benarkah?"
"ia, aku mau masuk karna akan berlatih, itu saja"
"apa kau yakin?"
"tentu saja"
jiyeon pun masuk ke ruang latihan dan duduk di depan piano dan mulai memainkannya.
Mir duduk disebelahnya dan jiyeon menghentikan permainannya.
"kenapa berhenti?bisa ka kau menyanyikan lagu lain?"
"mo?baiklah lagu apa yang kau ingin dengarkan?"
mir meletakkan buku lagu.
"aku tak pernah melihat lagu ini, apa ini lagu baru?"
mir mengangguk.
"kau yang pertama melihatnya dan boleh menyanyikannya.”
Mimik wajah jiyeon berubah. Tak menunggu lama jiyeon mulai menyanyikan lagu tersebut.
~write down love
mereka bernyanyi dan terkadang saling berpandangan.
"aku menyukai.."
"menyukaiku?"
"bukan kau!, aku suka lagunya"
"benarkah?"
"jika debut dan telah terkenal bolehkah aku menyanyikannya?"tanya jiyeon.
"tentu saja tapi harus menyanyikannya bersamaku"
jiyeon mengangguk.
"ne, arasho!"
"hmm, apa kau ingin sekali debut?"tanya mir.
"apa? Debut? Tentu saja. Bukankah kau juga menginginkannya?"
"entahlah, aku takut jiyeon"
"takut?"
"takut melupakan perasaanku saat ini"
jiyeon terkejut dengan ucapan mir.
"mo?"
jiyeon tak tau berkata apa lagi, dia pun beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan mir.
"besok, bisakah hari bebasmu kau bersamaku?"tanya mir.
"hmm"ucap jiyeon memalingkan pandangannya.
"sebelum aku melupakan perasaan ini, bisa kah?"
"ne"ucap jiyeon tersenyum dan pergi.
Keesokkan harinya queen mengajak jiyeon untuk pergi bersamanya dengan joon, yesung dan juga seungho, tapi jiyeon malah beralasan ia ingin tidur seharian.
Setelah semua pergi tinggal jiyeon sendiri. Jiyeon keluar ke teras dan memanggil mir.
"yak!jang mir! Jang miro!apa kau mendengarku?yak!jang mir"teriak jiyeon.
"apa dia sudah pergi dengan queen?"
"ssiü"
dengan wajah dan mood yang jelek jiyeon turun ke bawah dan berdiri didepan dormnya menunggu mir.
"hah!semua sudah kosong!dia benar-benar meninggalkanku"
jiyeon kemudian menelpon mir tapi mir tidak mengangkatnya. Saat mir mengangkat jiyeon spontan berteriak.
"yakhh! Mir-ssi! Kau meninggalkanku?"
mir hanya diam mendengar ocehan jiyeon yang begitu panjang.
"kau tau aku berbohong pada queen hanya demi supaya bisa pergi denganmu!tapi mengapa kau meninggalkanku babo?"teriak jiyeon.
"maafkan aku jiyeon"
tergambar jelas kekecewaan di wajah jiyeon, matanya berkaca-kaca menahan tangis dan amarahnya.
"aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja"ucap mir ditelpon namun terasa begitu dekat.
Mir di sebelah jiyeon dan mengenggam tangan jiyeon.
"ayo kita pergi"ucapnya di dalam telpon.
"yakhh!kau"teriak mei. Dan memukuli mir.
Mir terus saja mengejek mei karna seperti anak kecil.
Saat berjalan-jalan meski jiyeon selalu berusaha melepaskan tangannya tapi mir tetap saja mengenggamnya dengan begitu erat.
"kita bukan pasangan kekasih, mengapa memengang tanganku begitu erat?"
"itu karna kau masih kecil, aku takut kau hilang"
"heuh, apa?"ucapnya tertawa kecil.
"yakh! Bagaimana jika ada yang mengambil gambar kita? Dan jika telah debut ada yang mengenalinya?"
"itu takkan terjadi"
"yakh!bisa kau Melepaskannya?"
"tidak"
jiyeon menghela nafas panjang karna tak bisa membujuk mir.
"jika ada pilihan debut atau bersamamu? Aku akan memilih bersamamu"
jiyeon terkejut dengan ucapan mir.
"wae?"
"jika tetap debut, aku mungkin tak bisa bersamamu. Di agensi kita saat sudah debut jika seseorang bertanya wanita idamanmu itu pun sudah dilarang apa lagi jika aku menyebutkan aku menyukaimu"
"sebesar itu ka perasaanmu?"
"tentu saja, apa kau tak yakin padaku?aku akan membuktikannya"
"apa?"
"berjanjilah jika salah satu diantara kita tidak bisa debut bisakah kau dan aku juga tidak debut?dan jika kau atau aku debut, maka kita harus debut bersama-sama"
"bukankah itu merugikanku?"
"bisakah kau berkata ia saja dan tidak banyak protes?"
jiyeon tertawa.
"apa jika aku dan kau tidak debut, apa kau akan melamarku?"
"tentu saja, aku akan langsung menemui orang tuamu"
mereka berdua tertawa.
"baiklah. Intinya jika aku debut kau juga debut bersamaku dan jika aku tak debut kau otomatis juga harus mundur. Begitu kan?"
mir mengangguk sambil menganyunkan tangannya.
"apa itu artinya kau jadi kekasihku sekarang?"
"hmm, pendapatmu bagaimana?"ucap jiyeon dengan melempar senyum ke arah mir.
Mir memeluk jiyeon, karna canggung jiyeon pun marah dan bilang bahwa ia tak suka dipeluk.
"lalu apa yang sekarang kita lakukan?"
"jika kau ingin bersamaku bukankah kau harus berusaha supaya kita tak jadi debut?"ucap jiyeon.
"apa kau mau mengorbankannya untukku?"
"bukankah kau juga seperti itu?"
menikmati seharian itu membuat jiyeon sangat bahagia. Mereka juga saling bertukar agenda masing-masing. Di agenda itu tertulis beberapa keinginan mereka saat bersama-sama nanti disitu juga di tuliskan apa saja yang mereka sukai. Ini mereka lakukan agar semakin mengenal satu sama lain.
"aku benar-benar sudah gila, aku bahkan rela melepaskan impianku demi bersamanya"ucap jiyeon.
Sejak hari itu kinerja jiyeon menurun drastis, bahkan ia sering bolos untuk latihan. Begitupun mir yang selalu kabur dari tempat pelatihan.

Beberapa bulan kemudian.
"apa kau sadar dengan kinerja burukmu?"tanya donghae.
"ne, oppa"
"kau tau jika terus seperti ini kau akan batal untuk debut bersama queen"
"maafkan aku oppa"
"kau tau aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri, jika tidak pasti aku sudah melemparmu jauh-jauh dari tempat ini"
donghae begitu marah dengan sikap jiyeon yang berubah dan kinerjanya pun mulai melemah. Saat keluar dari ruang latihan queen menangis dan memeluk jiyeon.
"ada apa?"tanya jiyeon.
"apa kau masih bisa bertanya mengapa aku menangis. Bagaimana bisa aku debut tanpamu?"
"queen, aku mungkin tak seberbakat dirimu"
"bagaimana bisa berkata seperti itu, bukankah kita akan duo?"
"yakh! Bukankah lebih baik jika kau solo. Kau tak perlu lagi berbagi panggung denganku"
jiyeon terus saja berusaha menenangkan queen. Sedangkan donghae terus saja memberi semangat pada jiyeon.
"mengapa tak mengeluarkanku?"tanya jiyeon.
"kau berbakat"
"oppa, kau hanya akan membuang waktumu aku dan mir sama sekali tak ada bakat"
"aku akan tetap melatihmu dengan mir meskipun bertahun-tahun lamanya.aku akan menunggu sampai kalian layak untuk debut bersama"
"mir, takkan disini. Sudah ku putuskan dia akan debut"ucap bora yang tiba-tiba masuk ke ruangan donghae.
"tapi dia kan?"potong donghae.
"dia berbakat!dia Suka bermain-main dengan hidupnya makanya kinerjanya turun, aku yakin dia akan bersinar dengan mudahnya"ucap bora dengan penuh keyakinan.
"bukankah mir sudah mengatakan bahwa ia takkan debut sebelum ia benar-benar layak?"tanya donghae.
"dia akan debut, aku sudah bertanya padanya dan ia menerimanya dengan senang hati bahkan ia berjanji akan lebih baik lagi"
donghae tak bisa memaksakan kehendaknya karna bora adalah presiden direktur pada white entertaiment dimana donghae bernaung. Dan telah di putuskan mir akhirnya debut bersama seungho, yesung, dan joon serta queen yang tampil solo tanpa jiyeon.
Karena begitu tak menyangka mir akan berpaling darinya jiyeon tak tahan saat keluar dari ruangan ia langsung menitihkan airmatanya.
"apa ini janji kita?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar