Minggu, 22 Juli 2012

[FANFICTION] Hug Me Again Part 2



Part 2

Sementara mei masih ada dipelukan yonggi. Ia tak berdaya, seakan tersihir oleh perhatian yonggi. Ia pun menangis dipelukan yonggi untuk pertama kalinya.
Ia pun berkata dalam hati 'apakah ini rian?'
Mei pun tertidur dipelukan yonggi. Yonggi menatap wajah mei yang tertidur dan memindahkannya ke bahu yonggi.
Yonggi menatap ke arah pantai sambil tersenyum dan memegang dadanya yang masih berdebar kencang sejak tadi. Membayangkan saat mei pertama kali datang kerumahnya. Betapa galak dan juteknya mei. Memukul yonggi, menendangnya, bahkan melemparnya dengan sepatu. Tapi malam ini mei bisa menangis dan menenangkan hatinya di pelukan yonggi itu suatu keajaiban bagi yonggi. Yonggi pun bisa meredam kekesalannya terhadap jini.

Ia bahkan tak bisa tidur dan tak hentinya tersenyum kepada mei. Malam tambah larut, udara pun semakin dingin. Yonggi merapikan selimut mei dengan hati-hati. Ia pun tak habis pikir ada apa dengan perasaannya. Setiap ia melihat mei tersenyum seakan sedihnya itu akan hilang.
menjelang pagi yonggi tertidur. Bahkan ia merasa kedinginan namun diabaikan olehnya, ia tak ingin membangunkan mei yang telah tertidur nyenyak di sampingnya.
beberapa lama kemudian mei terbangun dan bangkit dari bahu yonggi. Ia pun merasa aneh dihatinya dan bertanya-tanya 'ada apa denganku?'
mei secepatnya memakaikan yonggi selimut dan duduk manis di samping yonggi sambil menunggu matahari pagi. kepala yonggi terjatuh tepat di paha mei.
Mei terkejut.
Mei menatap yonggi, dan mengingat kejadian semalam dan membuat jantungnya kembali berdebar.
'waktu aku mencium rian di hari ulang tahunnya, detak jantungku tak secepat ini' katanya dalam hati.
Mei merapikan selimut yonggi sambil memandangi pemandangan pantai dipagi hari.
Yonggi masih tertidur. Mei rasanya tak rela membangunkannya dari tidurnya. Mei pun mengangakat kepala yonggi dari pahanya.
ia juga menurunkan tirai bambu di depannya, agar cahaya matahari nanti tak menganggu tidurnya.
Mei turun ke dapur untuk memasak sarapan pagi. Ia pun memutuskan memasak nasi goreng untuk yonggi.
Setelah selesai mei mandi dan mengganti bajunya dan bersiap-siap untuk ke sekolah.
Mei mengambil handphone yonggi dan meletakkannya tepat di sampingnya. Dia juga memasang jam alarm agar yonggi dan terlambat kesekolah.
Mei menyiapkan semuanya untuk yonggi.
Mei pun meninggalkan yonggi untuk ke sekolah.
Yonggi terbangun saat sms mei masuk.
'bangunlah!'
beberapa detik kemudian jam alarm berbunyi.
"hah!apa yang dilakukannya? Mengapa menaruh jam alarm ini tepat ditelingaku?apa dia mau kalau aku ini tuli !" omel yonggi.
Yonggi mandi setelah mandi ia melihat bajunya telah ada di sofa di ruang keluarga serta makanan di meja.
'makanlah dulu sebelum ke sekolah , untuk semalam terima kasih :), miri'
yonggi tersenyum,
"apa dia istriku?"
yonggi teringat yang dilakukannya semalam itu membuatnya malu pada dirinya sendiri.
"ahh, apa yang ku lakukan semalam? Apa yang harus ku katakan padanya?"
 saat akan berangkat kesekolah ada sms masuk untuk yonggi.
'aku berangkat naik bus, kau langsung saja kesekolah'
karna tau mei pasti blum berangkat sepagi itu yonggi langsung ke halte bus.
Ia berlari sangat kencang, bahkan ia tak membawa motornya. Ia berharap ia bisa berangkat kesekolah dengan bus bersama mei. Saat ia telah dekat, ia melihat mei duduk. saat yonggi memperlambat larinya, mei masuk ke dalam bus. Yonggi berlari sambil berteriak agar busnya menunggunya tetapi hasilnya nihil, busnya tetap berjalan tanpa menghiraukan yonggi.
saat sampai disekolah di kelas bertemu dengan hera. Tapi hera hanya diam dengan wajah pucat.
"apa kau sakit?"tanya mei.
Tapi hera hanya diam.
"ada apa denganmu? Wajahmu pucat, matamu juga bengkak. Apa ada masalah?"
hera diam lagi itu membuat mei bingung.
'apa hak ku mendiami miri?'kata hera dalam hati.
"hei, kau baik-baik saja? Apa ada masalah?"
hera menggelengkan kepalanya.
Hera menyerahkan kotak makanannya untuk mei.
"apa ini?"
"makanlah"kata hera singkat.
Mei langsung saja memakannya.
"aku lapar sekali, kau tau kenapa? Aku tak sarapan hari ini, pamanku sedang ke desa" cerita mei.
Padahal ia pagi tadi telah menyediakan untuk yonggi tapi ia tak makan sedikit pun.
'apa mereka hanya berdua?'
Tapi hera hanya diam dan melamun.
Mei hanya membiarkannya dan terus makan.
"baiklah, aku takkan bertanya lagi. Aku tau mungkin tidak semua masalahmu harus kutanyakan"kata mei sambil tersenyum dan terus makan.
Tiba-tiba mei tersedak saat yonggi berlari ngos-ngosan memasuki pintu. Mei memalingkan wajahnya ke arah berlawanan.
Hera melihat mei 'sikap kalian benar-benar berbeda dengan yang kulihat, tahukah kau miri? Aku kecewa padamu. Mengapa kau tak mengerti perasaanku? Apa kau lupa aku pernah mengatakan aku menyukainya?'
mei heran mengapa hera menatapnya sambil meneteskan airmata?
Mei meletakkan sendoknya dimeja dan menarik tangan hera ke wc.
hera menolak tapi mei tetap memaksanya.
mei hanya menatap hera.
"bicaralah" bujuk mei.
hera hanya diam. Mei menatap hera, hera pun menatapnya dengan mata berlinang.
Mei menghela nafas dan menyerah.  Ia meninggalkan hera keluar. Hera terjatuh kelantai dan tangisnya pun pecah.

Mei kembali kekelas tanpa hera. pelejaran pertama hampir selesai tapi hera masih saja tak kembali dari wc itu membuat mei cemas.
Sementara yonggi tak melepas pandangannya ke arah mei meski jini terus saja merayunya.
Mei ijin keluar, yonggi yang melihatnya bertanya-tanya 'mau kemana dia?'
mei berlari-lari mencari hera. Ia telah berkeliling mencari hera kelantai atas bahkan bawah. Saat berada di dekat parkiran. Saat mei menatap keatas. Mei melihat hera sedang berdiri diatas sambil menangis.
Mei berlari keatas secepatnya, sesampainya diatas.
"hera.."teriak mei dari kejauhan.
Hera menyapu airmatanya.
mei mendekat dan menatap hera.
Mei lalu memeluk hera. Hera menangis lagi.
'miri, tau kah kau? Kau telah menyakiti hatiku. tau kah kau aku telah menyukai yonggi sejak kecil. Melihatmu dengannya semalam itu membuatku sakit. Tau kau tinggal bersama tetapi mengapa kau tak memberi tauku? Mungkin jika kau mengatakan lebih dulu bahwa kau ada hubungan dengannya mungkin aku takkan sesakit ini. Mengapa kau tak jujur padaku sejak awal? Mengapa? Mengapa miri?maafkan aku yang tak bisa memberitahu isi hatiku. Maaf'kata hera dalam hatinya.
Hera terus saja menangis dan memeluk mei erat-erat. Mei hanya diam bahkan mei juga meneteskan airmatanya.
"maaf membuatmu khawatir"kata hera.
Mei terkejut.
"apa?"
"maafkan aku! Aku tak bisa menceritakan mengapa aku menangis"
mei tersenyum dan kembali memeluk hera.
"bukankah jika aku menangis kau pun tak pernah memaksaku untuk menjelaskan mengapa aku menangis??"Kata mei.
ternyata yonggi berdiri tak jauh dari mereka, yonggi yang melihatnya pun tersentuh. Yonggi tersenyum dan meninggalkan mereka.

Saat pulang sekolah mei yang keluar dengan menggenggam tangan hera.
'memiliki sahabat sepertimu pun aku sudah sangat bersyukur'kata hera dalam hati saat melihat mei tersenyum padanya.
Mereka berpisah di gerbang sekolah, mei meninggalkan hera sendiri. beberapa lama kemudian yonggi melintas dengan terburu-buru di depan hera tanpa menyapa hera.

'mereka pasti pulang berdua. ada apa denganmu hera, memangnya mengapa kalau yonggi menyukainya? Apa itu salah? Itu haknya. Lagi pula miri itu satu-satunya sahabatmu disekolah. Apa kau ingin kehilangannya?'

tiba-tiba hujan mulai turun, hera masih bisa melihat mei dari jauh tersenyum padanya dan yonggi yang terlihat mengejarnya.
Seseorang pria berdiri di sampingnya dengan payung diatas, itu membuat hera terkejut.
Mereka saling memandangi dan saling tersenyum.
Mei melihat kearah hera , mei hendak melambaikan tangannya karna akan naik ke bus. Ia melihat seseorang yang bersama hera tak asing baginya.
Yonggi melindungi kepala mei dengan jas sekolahnya dan menarik mei naik keatas bus karena hujan mulai deras


Saat mei tersadar dari lamunan ia sudah duduk manis disamping yonggi. mei memegang dadanya. 'ahh jantungku'katanya dalam hati.
Yonggi dan mei terlihat canggung dan salah tingkah, mei bahkan tidak menanyakan mengapa yonggi naik bus bersamanya. Mei pun melihat kearah luar bus yang sedang hujan sambil mengingat kembali siapa yang ia lihat tadi.
'aku yakin aku mengenalnya!'katanya dalam hati.
Saat turun dari bus, yonggi terlihat aneh. Ia seakan kaku dengan mei. Mereka jalan berjauhan dan hanya diam di sepanjang jalan.
"ehm..."kata mereka berdua bersamaan.
"kau duluan"kata yonggi.
"lupakan!"kata mei.
Lalu berjalan kembali. Yonggi ingin menjelaskan kejadian semalam tapi ia tak punya keberanian.

Sesampainya di rumah mei masuk ke kamarnya. Duduk di kasurnya dan menghadap ke kamera, ia mengatakan semua yang ingin dia ceritakan.

yonggi melintas di depan kamar mei, tak sengaja ia melihat pintu kamar mei terbuka dan melihat mei dari luar.
".....ma, mei merindukanmu..."suara mei yang terdengar oleh yonggi.
"mei?"kata yonggi pelan.
Yonggi merapatkan telinganya ke kamar mei, saat mendengar suara kaki mei melangkah yonggi segera kabur dan pura-pura berdiri di teras dekat kamar mei. Sambil memesang headset yang ia pegang tanpa MP4nya. Jadi meski memakainya seolah-olah yonggi tak mendengar tetapi sebenarnya mendengarnya.
Mei keluar kamar dan sudah berganti baju.
"aku akan pergi, masak lah sendiri karna mungkin aku akan pulang malam"kata mei pada yonggi.
yonggi pura-pura mendengarnya. Mei mendekatinya dan menarik ujung kabel headsetnya yang tak terhubung.
"apa kau mau pura-pura lagi?"kata mei menatap yonggi.
Yonggi menggaruk kepalanya dan tertunduk malu. Mei pun meninggalkannya sendirian di rumah.
"ahh bodoh , memalukan !!!" kata yonggi di teras rumah sambil memukuli kepalanya sendiri sambil melihat mei berjalan dari Kejauhan.
Kesempatan ini di manfaatkan yonggi untuk melihat isi rekaman video milik mei.
"maafkan aku miri. Aku hanya penasaran dengan kehidupanmu"kata yonggi sambil membuka kamera mei.
Yonggi melihat semua hasil rekaman mei beberapa hari ini. Yonggi juga membuka file-file video yang mei simpan di komputer.
Saat keluar dari kamar mei yonggi seperti tak percaya dengan kenyataan yang ada. Yonggi pun akhirnya tau identitas asli mei.
"heiuh, mei? Meiliana? Kau bukan namanya miriana? Apa ini hanya nama palsu?"kata yonggi.
*beberapa saat kemudian.
yonggi menghela nafas panjang"bagaimana dia bisa setegar itu?Padahal dia adalah seorang wanita? Bagaimana bisa ia tersenyum bahagia sementara kehidupan keluarganya hancur?apa sosok ayah sesungguhnya seperti itu?"kata yonggi yang tak habis pikir dengan kehidupan mei.
*flashback
yonggi kecil menangis di halaman rumah sambil menarik baju ibunya.
"ibuuu, ku mohon jangan meninggalkanku ibu. Aku janji aku takkan nakal lagi, ibu jangan pergi"kata yonggi menangis tersenduh.
"ibuuuu"tambahnya.
Ibunya malah mengabaikannya dan menarik paksa tangan yonggi dari bajunya. Yonggi terhempas ketanah sambil terus meneteskan airmata kepedihan.
Ibu yonggi memasuki mobil mewah dan di kawal oleh bodyguard-bodyguard.
Yonggi tak hentinya memanggil ibunya dengan airmata yang terus menetes bagaikan curah hujan sambil berlari mengejar mobil ibunya.
"ibuuuuuuu............"

*sekarang
"ibunya bahkan melindunginya meski ia harus mati tersiksa. Sedangkan ibuku malah mencampakanku?"
yonggi tersadar, perasaannya begitu terluka ketika mengingat begitu teganya ibunya mencampakkannya begitu saja.
"ibuu? Apa artinya ibu sekarang bagiku?"kata yonggi dan duduk di teras rumah.

Beberapa jam kemudian saat matahari mulai berganti menjadi bulan yang bersinar mei datang tetapi yonggi tak menyadari kedatangan mei.

Mei berdiri di hadapan yonggi dan melambaikan tangan di wajah yonggi.
"kau baik-baik saja?apa kau sudah makan?"tanya mei.
Yonggi berdiri dan memeluk mei. Mei terkejut dan terdiam beberapa saat.
"apa yang kau lakukan?"tanya mei.
Mei berusaha melepas pelukan yonggi tapi yang terjadi yonggi malah memeluknya lebih erat.Yonggi menangis, dan membuat mei lagi-lagi tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Mei hanya pasrah ketika tubuhnya di peluk erat oleh yonggi. Tangannya hendak memeluk pundak yonggi, tapi belum menyentuh ia segera mengurungkan niatnya.

'apa ia menangis? Apa dia putus dengan pacarnya? Wanita mana yang tega mencampakkannya? Seharusnya ia menahannya jika berada di hadapan orang lain. Apa dia tidak punya malu. Menangis di hadapan wanita?'omel mei dalam hati karena yonggi begitu memeluknya dengan kuat sehingga ia susah untuk bernafas.

"bisa kah kau melepaskan aku sekarang?"
yonggi hanya diam.
"hei!!! Ada apa denganmu hah? Kau tau kau telah memelukku selama berjam-jam apa kau belum puas? Apa jangan-jangan kau mengambil kesempatan untuk dapat memelukku lagi hah? Kau tau kau selalu punya cara licik untuk memanfaatkan keadaan."
*flashback
+saat turun dari tangga yonggi sengaja mengait kaki mei sehingga ia terjatuh dan ditangkap kepelukannya oleh yonggi.
+saat mei ulang tahun, yonggi memaksa untuk memeluknya .
+saat di pantai mei berjalan sambil berjalan tiba-tiba yonggi pura-pura tersandung dan jatuh kepelukan mei.
+saat latihan kelas salsa untuk kesenian, yonggi memaksa agar berpasangan tari dengan mei agar bisa memeluk dan melihat wajah mei dengan jelas.
+saat malam dimana mei menangis, bahkan yonggi juga mencium mei.
+dan malam ini yonggi tiba-tiba memeluk mei bahkan menangis.
*sekarang
lagi-lagi yonggi tak mendengar ucapan mei.
mei menghela nafas.
"ku mohon kau bisa membuatku mati sesak nafas jika kau memelukku sekuat itu!"
yonggi melepaskan pelukannya dan masuk kekamarnya.
"hah? Apa-apaan ini?"kata mei yang kesal di tinggalkan yonggi tanpa berkata apa-apa.
mei masuk kekamarnya. Mei merasa kesal tetapi juga khawatir dengan perubahan sikap yonggi yang jahil dan suka mencari kesempatan dalam kesempitan.

Mei terduduk di kamarnya diam dan berfikir. Kemudian keluar dari kamar dan melihat ke arah kamar yonggi yang tertutup rapat.

Mei memutuskan untuk berjalan-jalan di pinggir pantai.
mei menarik nafas panjang"jika dulu aku sendirian pasti ada rian disisiku, jika tak ada rian mama pasti di sisiku untuk menemaniku. meski ada paman dan mei aku tetap merasa ada yang hilang dari kehidupanku"
mei berjalan sambil melihat-lihat bintang dan bulan yang sangat indah malam itu.
Ia melihat hera dari kejauhan. Ia pun berniat untuk menyapanya.
"heee...."teriakan mei terputus.
Mei melihat hera berjalan sambil menangis dan sekarang sedang duduk di samping seorang pria yang tak asing oleh mei.
Mei mendekat dan bersembunyi di sebuah pohon yang ada di dekat taman dekat pantai.
sekarang ia berdiri di samping pohon tepat di belakang hera duduk.
"aku melihatnya, mereka terlihat begitu bahagia."
pria itu lalu memalingkan wajah dan menghapus airmata hera dan hera pun sekarang meletakkan kepalanya ke bahu orang tersebut.
"kau tau? Aku sudah menyukainya sejak aku kecil. Aku sangat mengaguminya. aku sudah terlalu berlebihan mengaguminya. Dia telah dengan yang lain. Bahkan mereka tinggal serumah, dia serumah dengan sahabatku. Bodohnya aku tak tahu hal itu, itulah mengapa aku sangat terluka. Aku takut memberitahu kalau aku terluka, aku tak ingin kehilangan sahabat sebaik dia. Kau tau dia sahabat pertama yang tak ingin apapun dariku, ia tulus padaku. Aku sangat menyayanginya lebih dari apapun."
mei kaget bukan main"dia melihat malam itu.."
mimik muka mei berubah perasaannya campur aduk.
"aku yang salah..maaf"kata mei dan meninggalkan hera.
Saat memasuki kamar mei terduduk di depan pintu.
"aku melukainya?melukai orang selembut hera"
semalaman mei tak tidur memikirkan perasaan hera.
Sudah seminggu mei marah dan tak ingin berbicara dengan hera. Mei merasa ia tak berarti bagi hera dan tak mempercayainya.

Pagi hari ia kesekolah pagi-pagi sekali dan  meninggalkan yonggi. mei juga selalu tak menghiraukan yonggi seminggu ini.
Yonggi menelpon mei berkali-kali, mei hanya memandangi layar handphonenya.
"semuanya gara-gara kau!"kata mei emosi melihat yonggi tak hentinya menelponnya.
Sesampainya di sekolah mei naik kelantai atap sekolah menunggu hera.
saat melihat hera berjalan di depan gerbang mei menelponnya.
"bisa kau naik ke atas sekarang?"kata mei melambaikan tangannya.
hera mengangguk sambil tersenyum.
Hera datang dan duduk di samping mei. Mei lalu memegang dada hera.
"pasti sakit sekali kan?"tanya mei.
"apa? Aku tidak sakit. Aku baik-baik saja. Aku sehat"
"maaf...maafkan aku"
"hah?"kata hera heran dengan mei.
"kau memaafkanku kan? Soal Aku dan yonggi itu kau salah paham.kejadiannya tidak seburuk yang kau lihat"
hera hanya diam memandangi mei.
"apa maksudmu?"
"jangan berpura-pura. Kau mengerti maksudku!"
hera menarik nafasnya.
"aku.... Itu bukan hakku. Dia bukan siapa-siapa bagiku"
"apa aku ini terlalu serakah bagimu?"
"jangan berkata seperti itu. Aku baik-baik saja sekarang."
"kau berbohong!"kata mei sambil menetes kan airmatanya.
"kenapa kau menangis?"
"aku telah banyak membohongimu, tapi kau tak pernah marah padaku! tapi aku? Aku justru merasa marah padamu saat kau tak menceritakan kesedihanmu pada orang lain bukannya padaku.kau tau betapa marahnya aku? Tentang yonggi dia sepupuku jadi..."kata mei.
Hera diam dan menahan airmatanya.
"miri"kata hera dan memeluk mei.
"benarkah kau begitu menghawatirkanku? Terima kasih. Itu sudah cukup untuk mengobati lukaku. Terima kasih. Maafkan aku."
"aku yang minta maaf"
"bisa kah aku menjadi temanmu lagi?"tanya hera.
Mei mengangguk.
"apa sekarang kau tak marah lagi padaku?"tanya hera.
"seharusnya aku yang bertanya padamu"
mereka saling tersenyum satu sama lain sambil berpelukan erat.
Saat pulang sekolah seorang pria yang tak lain adalah rian berdiri di pagar sekolah.
Mei mendekatinya, tak lama kemudian hera datang dan menyapa pria itu.
Mei tak hentinya menatap pria itu.
"rian"kata mei mendekat.
Pria itu berbalik dan tersenyum.
"riaaaaan"teriak mei dan membuat hera terkejut.
Mei berlari dan langsung memeluknya dan meninggalkan hera.
"kau mengenalnya?"kata hera.
Mei senang bukan kepayang. Ia tak hentinya menyebut nama rian.
"aku merindukanmu"kata mei dan terus memeluknya.
"aku juga, apa ini benar-benar kau?"
mei tersenyum.
Yonggi yang melihat mei dan rian merasa cemburu.
"baru kali ini dia tersenyum selebar itu"kata yonggi.
Mei, rian dan hera pulang bersama dan berjanji akan pergi makan mie kuah bersama-sama.
Diperjalanan mei menjelaskan pada hera bahwa rian adalah sahabat terbaiknya sejak kecil. mei juga tak hentinya bertanya pada hera darimana ia mengenal rian.
"aku menolongnya waktu dia kecelakaan, dia juga menyewa kamar di sebelah kamarku"kata hera menjelaskannya pada mei.
"benarkah?"
hera mengangguk.
"aku telah mencari-carimu kemana-mana ternyata kau tak begitu jauh dariku"kata rian.
"benar kau mencariku?"tanya mei.
"tentu saja. Aku sangat khawatir denganmu"
mei memeluk rian.
"terima kasih. Terima kasih. Terima kasih..."
mei tak hentinya berterima kasih pada rian.
mereka pun makan bersama.
"mee...."
mei dengan segera menutup mulut rian dan mengedipkan matanya kepada rian.
"ada apa?"kata rian pelan.
"jangan menyebut namaku !"kata mei dengan gerakan mulutnya.
Rian mengangguk.
"ada apa?"tanya hera.
mei menggelengkan kepalanya.
Mereka pun selesai makan dan bercerita panjang .

Mei pun mengajak rian untuk berkunjung ke rumahnya tetapi hera memilih untuk segera pulang karna ia sudah punya janji dengan anak murid privatenya .

"kau akan pulang?"
hera mengangguk.

"baiklah. Apa kami harus mengantarmu dulu?"tanya rian.

"tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri."

"baik lah"
mei dan rian pun pulang bersama.

"apa nanti kau makan malam lagi denganku ?"

"tentu saja, apa kau akan memasakkan sop ayam?"
mei mengangguk.

Rian mengacak-acak rambut mei, mei marah karna rian selalu begitu padanya.
"sudah, apa kau mau membuat rambutku rusak?"kata mei sambil merapikan rambutnya.

"kau sama sekali tak berubah"kata rian.
Mei merengut, mei langsung menggandeng tangan rian.
Rian hanya tersenyum padanya.

"apa kau memotong rambutmu?"
mei mengangguk.

"bukankah sudah ku bilang jangan memotongnya tanpa izinku?"kata rian melepas tangan mei.

Mei merengut dan berhenti berjalan. Rian meninggalkannya mei segera mengejarnya dan kembali menggandeng tangannya dan tersenyum pada rian.

"pasti tersenyum"kata rian tertawa kecil.

"bukankah sekarang sudah mulai panjang lagi?"kata mei yang menunjukkan rambutnya yang panjang hingga di bawah bahu.

"itu tak sepanjang dulu"
mereka tak hentinya berdebat sampai di rumah mei. Yonggi yang melihatnya dari teras rumahnya seperti tidak suka dengan kedatangan rian.

Dia pun masuk dan memakai kembali headphonenya .
Mei mengajak rian masuk kedalam rumah tiba-tiba yonggi muncul.

"siapa dia? Pacarmu? Kan sudah paman bilang sebelumnya jangan mengajak orang asing je dalam rumah itu berbahaya"

mei hanya diam dan memaksa rian masuk tanpa memperdulikan yonggi.

"hei heii hei"

mei segera mengajak rian ke kamarnya tanpa mempedulikan yonggi yang mengomel terus menerus.
Mei mengunci kamarnya tanpa sengaja  yonggi terhantuk pintu.

"heiiiii....."teriak yonggi sambil memukul-mukul pintu mei dan bahkan sesekali menendangnya.

Mei dan rian tak mempedulikannya sampai akhirnya yonggi menyerah.

"sudah ku bilang dia pasti akan menyerah"kata mei tersenyum.

"sementara ini kita tetap saja disini dulu"

"baiklah"

mereka pun berbagi ceritanya semasa mereka berpisah beberapa tahun ini.

"apa yang mereka lakukan? Ini sangat membosankan!"kata yonggi yang memutuskan untuk masuk kekamarnya dan tertidur.

Beberapa jam kemudian yonggi mencium aroma makanan yang sangat sedap dari depan kamarnya yang membuatnya terbangun.
Ia pun keluar dan melihat mei dan rian sedang makan malam bersama.

"aku juga mau makan!"kata yonggi tidak tau malu langsung dudUk dan merebut mangkok rian yang diisikan sup oleh mei.

"dasar tidak tau malu"keluh mei pelan dan hendak memukul yonggi tapi di hadang oleh rian.

"makanlah"
terlihat mei masih menyimpan kemarahannya.

Yonggi makan dengan sangat lahap seperti tidak makan seharian yang membuat mei keheranan.

"ibu nam apa pendapat anda tentang bencana yang di alami di negara tetangga kita"suara tv yang dinyalakan mei sebelum makan.

"kita sudah berencana akan membantu mereka dengan menyumbangkan bahan Pangan, pakaian layak, dan mungkin selimut. Dari mahasiswaKmahasiswa relawan juga akan membantu" kata seorang ibu-ibu.
Suara itu membuat yonggi tersendat dan berhenti makan. Dia mengambil remote tv dari tangan mei dan mematikannya.

"sudah ku bilangkan jangan menonton tv jika ada aku"teriak yonggi dengan suara lantang.

mei tambah kesal dan hendak memukul yonggi tapi dilarang oleh rian.
"mana keluarga yang lain yang tinggal disini?"tanya rian pada mei.
"hanya kami berdua, apa kau puas!"jawab yonggi.
"hah? Berdua?"kata rian terkejut.
"apa kau baik-baik saja?"tanya rian pada mei.
"hei heh. Apa maksudmu? Hah!"tanya yonggi.
Saat mei akan berbicara selalu terpotong oleh ocehan rian dan yonggi. Sehingga mei memutuskan meninggalkan mereka berdua.
"kau pikir aku ini lelaki murahan apa?"
rian yang menyadari bahwa mei tidak ada memutuskan untuk mengikuti mei ke kamarnya namun yonggi menghadangnya dan tidak memperbolehkan rian masuk ke kamar mei.
Mereka berdua terus saja bertengkar. Dan rian pun memutuskan akan menginap agar bisa melindungi mei dari yonggi yang dia anggap selalu mencari-cari kesempatan terhadap mei. Saat mendengar itu mei langsung membuka pintu kamarnya sehingga yonggi dan rian terjatuh kelantai. Mei tertawa melihat mereka jatuh berpelukan.
"benar-benar sangat romantis. Hahhaha"kata mei sambil menertawakan mereka berdua.
Mei bilang bahwa ia sangat senang rian mau menginap dengannya dan menawarkan rian agar tidur di kamarnya saja. Yonggi yang membayangkan rian dan mei berbuat aneh-aneh  langsung naik pitam, ia tidak terima dengan tawaran yang diberikan mei ia beranggapan mei dan rian akan melakukan hal-hal yang tidak-tidak sehingga ia pun juga akan tidur di kamar mei.
Mei tak bisa berbuat apa-apa lagi karna meski mei marah yonggi tetap bersikukuh ingin tidur di kamar mei.
"baiklah! Aku menyerah. Aku  dan rian akan tidur di ranjang. Dan kau di bawah saja."kata mei.
Sementara itu rian segera naik ke kasur.
Yonggi protes"apa ini adil?aku tuan rumah! Mengapa aku harus di bawah? Aku tidak mau! Kalau dia dia atas aku juga akan diatas!"
"enak saja"kata rian.
Mereka terus saja bertengkar dan akhirnya pada satu keputusan mei tidur sendiri sedangkan rian dan yonggi tidur di samping kasur mei.
"aku sangat ingin tidur di pelukanmu lagi. Aku sangat merindukanmu"kata mei pada rian.
"benarkah?"tanya yonggi yang bangun dan hendak menuju kasur  mei tapi di hadang dengan kaki rian yang langsung memeluk badan yonggi dengan erat.
"bukan kau bodoh!"kata rian.
Yonggi pun menyerah. Sepanjang malam itu yonggi terus saja mencari kesempatan waktu rian tertidur agar bisa disebelah mei tapi selalu diketahui oleh rian dan segera menggagalkan niat yonggi.
Yonggi dan rian pun terlelap.
Esok harinya saat mei terbangun ia duduk dan tersenyum melihat rian dan yonggi telah tidur dengan nyenyak dan saling berpelukan erat satu dengan yang lainnya.
"benar-benar romantis"kata mei.
Mei segera turun dan memasak sarapan untuk mereka berdua.
Saat mereka bangun makanan yang disiapkan mei telah siap dimeja makan.
Mereka berdua turun bersamaan.
"bagaimana malam pertama kalian? Apa kah menyenangkan? Kalian benar-benar pasangan serasi"kata mei.
"sangaaaaat mesra"sambung mei sambil tertawa.
Wajah mereka berubah mimik menjadi wajah yang saling memperlihatkan perasaan tidak suka.
Mei tertawa lagi.
Mereka pun mulai makan bersama , mei tak hentinya tertawa lebar karna terus saja mengejek rian dan yonggi sebagai pasangan suami istri yang sangat mesra.
'sejak kemunculannya miri tampak ceria seperti tak ada beban, sejak tinggal disini baru kali ini dia tertawa selepas itu' kata yonggi dalam hati.
Karna hari minggu rian dan mei memutuskan untuk jalan-jalan bersama karna sejak berpisah mei sangat ingin menghabiskan waktu dengan rian, yonggi pun meminta agar dia juga ikut dengan alasan takut sendirian di rumah.
"sejak kapan kau menjadi seperti anak-anak?mei saja berani jika di tinggalkan sendiri. Sampai kapan kau mau jadi penguntit ku?" kata mei sambil memanyunkan mulutnya.
"apa kau yang barusan kau bilang? Sejak kapan aku menguntit mu?"
"zzzzzzzz"
"sudah berhenti, aku akan mengajak hera juga jadi kita akan pergi bersama. Bagaimana?"
"oke, baiklah." Kata mei.
Mereka pun segera berangkat ke kebun binatang.
"pertama aku ingin kekebun binatang, aku juga ingin ke sauna, aku juga akan....."kata mei sambil berpikir.
"apa kau akan makan mie kuah lagi?"tanya hera.
Mei mengangguk.
"iya , aku ingin kesana lagi"
yonggi mengejek mei wanita rakus. Mei marah dan mengejar-ngejarnya saat akan memasuki kebun binatang.
"kau lihat itu? Itu mirip denganmu!"kata mei sambil menunjuk seekor monyet dan menyamakannya dengan yonggi.
"jangan menyamakan aku dengan sesuatu yang sama persis denganmu"balas yonggi.
Hera dan rian hanya tertawa melihat tingkah mereka berdua.
"kau tau? Aku itu sangat cantik lucu seperti kelinci itu"kata mei memuji dirinya sendiri.
"hah? Orang bodoh mana yang mau mengatakan hal bodoh semacam itu? Hah?"kata yonggi.
"dia yang mengatakannya"kata mei sambil menunjuk kearah rian.
"apa kau buta? Menyamakan dia dengan itu?"
"seharusnya kau yang harus memeriksa matamu, selama ini tak ada yang mengatakan mei itu tidak cantik."
"mei,...?"kata hera terkejut.
"maksudku miri, lidahku hanya terpeleset sedikit"kata rian sambil tersenyum mencari-cari alasan.
"kau salah, yang terlihat seperti kelinci menurutku adalah hera"
mei yang berjalan di depan yonggi berhenti berjalan. Sedangkan hera tersipu malu dengan pujian yonggi.
"kau tetap yang tercantik"puji rian yang langsung menyusul mei dan langsung memeluknya.
Mereka berkeliling menikmasti pemandangan yang indah.
Mei menggandeng tangan rian dan membuat yonggi bad mood. Sedangkan hera berjalan bersampingan dengan yonggi tak henti tersenyum dalam hatinya.
'ini pertama kali berjalan di sampingmu'kata hera dalam hati sambil sesekali tersenyum.
Saat hera berjalan lambat rian datang dan menariknya.
"mengapa kau begitu lambat?cepatlah sedikit"
hera hanya memandangi tangannya yang di genggam rian dan mengikuti rian membawanya. Sedangkan mei sibuk dengan yonggi memberi makan jerapa.
"oh, your so cute"kata mei memuji seekor jerapa.
“cihhh”
“wajah jerapa ini lebih cute dari kamu” kata mei mengejek yonggi.
“apa kau bilang?hah”kata yonggi mendekatkan wajahnya ke mei dan membuat yonggi memundurkan wajahnya.
Mei langsung saja melempar makanan jerapa kemuka yonggi yang semakin mendekati wajahnya.
Yonggi yang kesal dan mengejar mei yang berlari menjauh.
“kejar aku kalau bisa”kata mei sambil menjulurkan lidahnya kearah yonggi.
Rian dan hera yang melihatnya hanya tersenyum.
“tak berubah sedikit pun”kata rian.
“apa?”
“oh .. tidak”
Mereka pun keluar dari kebun binatang dan menuju tempat selanjutnya. Mereka menuju taman, dan makan siang bersama.
Mei sangat senang dengan hari ini dan tanpa terasa malam pun menjelang dan mereka harus pulang.
“aku akan pulang bersama yonggi, kau pulanglah dengan hera”kata mei.
“aku….”
“jangan khawatir denganku, aku bisa menjaga diriku”kata mei sambil tersenyum.
“apa maksudmu”kata yonggi.
“husssst….”kata mei sambil menyeret yonggi pulang.
“hati-hati”kata hera.
“baiklah”kata mei sambil melambaikan tangannya.

Di rumah mei langsung memasuki kamarnya. Yonggi kesal karena mei malah langsung tidur bukannya memasak untuknya.
“aku lapar!”teriak yonggi di dekat pintu kamar mei.
Mei yang mendengarnya tidak menghiraukannya.
“aku benar-benar lapaaaaaaaaar” yonggi berteriak lebih keras lagi.
Mei yang kesal langsung membuka pintunya.
“masaklah sendiri!bukankah kau bisa memasak mie ? jadi masak saja mie! Jangan mengangguku aku sangat lelah hari ini!”
Yonggi yang berjalan kedepan pintu mei, mei dengan cepat menutup pintunya.
Yonggi kesal, yonggi langsung pun turun ke bawah untuk memasak mie.
“hah! Aku benci makan mie”

“brrrrrrr”bunyi perut mei.
“hah. Aku juga lapar”kata mei membuka selimutnya.
Saat mei mencium bau mie yang sedap . mei pun turun ke dapur dan duduk di meja makan tepat di samping yonggi.
Mei melihat kearah yonggi sambil menelan liur.
Yonggi yang melihatnya merasa risih dan menyodorkan mangkuknya.
“kau mau?”
Mei mengangguk. Yonggi menghela nafas yang melihat mei memakan mienya dengan lahap.
“kau bisa memasaknya lagi”kata mei.
Yonggi menghela nafasnya dan pergi untuk memasak mie lagi.tapi yang ternyadi kompornya tidak bisa dinyalakan lagi.
“ada apa dengan kompornya”
Beberapa menit kemudian mei menghampiri yonggi.
“mana mienya?”
“kompornya tidak bisa di nyalakan”
“apa?”
Mei pun mengambil mie dari tangan yonggi kemudian membukanya dan memakannya.
“apa kau mau memakannya mentah-mentah?”
Mei mengangguk.
“cobalah”kata mei sambil menjulurkan mienya.
Yonggi menggelengkan kepalanya.
“makanlah ini enak”
Akhirnya yonggi pun mau memakannya dan akhirnya ia menyukainya , ia bahkan merebut yang ada di tangan mei.


Mei yang melihatnya hanya tersenyum.
“habiskan dan segera tidur”kata mei yang hendak meninggalkan yonggi sendirian.
Yonggi menariknya dengan keras dan mei terduduk tepat disampingnya.
“apa kau meninggalkan ku sendiri?”
“hah…setelah mengambil makananku?”tambah yonggi menghela nafas panjang.
Mei menatapnya.
“jangan menatapku seperti itu, bisa-bisa kau tidak bisa tidur karna teringat wajahku”
“wae?apa kau gila?wanita bodoh mana yang mau menyukaimu?”kata mei berdiri dari tempat duduknya.
Mei meninggalkan yonggi begitu saja. Mei masuk ke kamarnya dan alhasil mei benar-benar tak bisa tidur.
“kenapa tersenyum bodoh kepadaku?ahhhhhh. pergi-pergiii!!!”kata mei sambil menutupi wajahnya dengan selimut.
Jam menunjukkan pukul 3 pagi dan mata mei belum juga ingin tertidur. Handphone mei berbunyi.
‘benarkan?kau tak bisa tidur?’sms dari yonggi.

“haaaaaaaaaaaaaaaaaaaah”teriak mei mengacak-acak rambutnya sendiri.
“apa aku sudah gila?”kata mei yang tadinya duduk membanting tubuhnya kekasur.
Beberapa saat kemudian mei tertidur di sofa dekat tempat tidurnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 7 hampir pukul 8. Mei meraih handphonenya untuk melihat jam dan……
“aaaahhhhhhhhhhhhhhh”
“aku terlambat……. !!!!!!”
Mei berteriak dan berputar-putar di kamarnya. Ia membuka pintu dan terkejut melihat yonggi melintas di depan kamarnya.
“ada apaaaa?”
“kita terlambat!!!”
Yonggi tertawa dan memegang kepala mei.
“apa kau sakit?”
“apa?”
“hari ini bukannya kita masuk jam 10?”
Mei merengutkan mukanya yang malu. Dan memukul kepalanya. Yonggi tertawa dan meninggalkannya.
“benarkan ? kau pasti semalaman mengingatku.”kata yonggi tersenyum dan mengedipkan matanya.
“apa yang dia lakukan”kata mei pelan dan segera masuk ke wc.
Mei menutup wajahnya yang merasa malu dengan yonggi.
“ahhh… ada apa denganku?”
Mei mengambil sikat giginya dan menyikat giginya di depan kaca sambil mengomeli dirinya sendiri.
Saat berangkat kesekolah mei turun seperti biasanya. Meninggalkan yonggi duluan.
Saat sampai hera sudah menunggunya di depan pintu.
“apa yonggi tidak hadir hari ini?”
“dia pasti segera datang, mari masuk”
Mereka pun menuju aula sekolah untuk berkumpul.
“baiklah semuanya telah berkumpul? Hari ini ibu akan mengumumkan pentas tahunan sekolah kita. Tahun ini sekolah akan mengadakan 3 pentas , drama,tari dan menyanyi. Dan ibu akan menjadi penanggung jawab tahun ini. Untuk drama kali ini akan menarik karena pemerannya akan dipilih berdasarkan kepopulerannya tahun ini. Bagaimana ? kalian setuju?”
“yeess, miss”
“dan kandidat pemeran utama adalah …..”kata miss ann sambil menunjukkan ke layar lcd di belakangnya.
Kandidat pertama adalah yonggi dari kelas B, William dari kelas A, Jini dari kelas B…………….dan terakhir adalah miri dari kelas B.
“Baiklah itu tadi para kandidat yang akan kalian pilih , beri tepuk tangan untuk mereka.”
“hah?aku?”kata mei menunjuk dirinya sendiri.
Mei terpilih tapi hanya terlihat biasa saja.
“apa ini saja ekspresimu?bukankah kau menginginkan masuk drama?”
Mei hanya tersenyum.
Pemilihan dimulai. Dan yang menjadi pemeran utama adalah jini bukannya mei.
“sayang sekali hanya berbeda satu angka”kata hera.
“sudahlah aku sudah tak menginginkannya lagi”
“benarkah?”
Mei mengangguk.
“kau memilihnya bukan dirimu sendiri?”kata yonggi tiba-tiba di hadapannya.
“aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan”
Mei langsung meninggalkannya begitu saja dan segera ke aula sekolah.
Miss ann mengumumkan bahwa bahwa bernyanyi akan berduet dengan teman dekat dan boleh menentukan pasangannya sendiri.
“aku…….”kata yonggi
“hera kau akan denganku kan?”
Hera mengangguk.
Yonggi langsung mengurungkan niatnya dan hendak meninggalkan aula sekolah tetapi ia tidak di perbolehkan keluar dari ruangan.
“baiklah untuk kandidat tadi bisa kah kalian maju kedepan?”

Miss ann menyodorkan mangkuk kaca berisi bola yang di bagikan kepada para kandidat. Beberapa saat kemudian mereka membukanya.
“3”kata mei
Yonggi tersenyum.
Sepulang sekolah .
“naiklah”
Mei naik tanpa berkata-kata apapun.

**Sesampainya di rumah.
"apa kau sedih karna tak berpasangan denganku?"
"ck, apa aku terlihat sebodoh itu?"kata mei sambil membuka sepatunya.
"aku juga nomor 3"
mei terkejut dan terhenti melepas tali sepatunya.
"apa kau tak ingin berteriak dan segera memelukku?"
"hah?"kata mei dengan ekspresi kesal.
"benar-benar...."sambung mei sambil menginjak kaki yonggi yang berdiri di depan pintu.
"minggir"bentak mei.
Yonggi dengan keras kepala menghalangi jalan mei, saat mei mendorong dengan badannya sekuat tenaga yonggi malah memeluknya.
"kau!"
akhirnya berhasil mendorong yonggi dan yonggi pun terjatuh kelantai.

Handphone yonggi berbunyi dan ternyata dari pamannya yang mengatakan akan memperpanjang liburannya seminggu lagi hingga akhir musim panas berlalu.
'paman ku mohon pulanglah! Aku suda tak tahan!'kata mei dalam hati.

Hari latihan dimulai, yonggi sibuk di aula bersama dengan jini dan yang lainnya untuk berlatih drama. Sedangkan mei duduk dikursi penonton melihat yonggi dari kejauhan dengan headphone terpasang di telinganya.
Seseorang duduk di sampingnya dan melepas headphonenya.
"nyonya jerapa yang cantik , apa kabar?"
mei terkejut dan akhirnya tersadar itu rian memakai seragam yang sama dengannya.
"kau pindah ?"
rian mengangguk.
"apa kau tak menyukainya?"
mei tersenyum lebar dan tak sengaja di saksikan oleh yonggi. Raut wajah yonggi berubah ketika melihat senyuman mei yang begitu lebar sampai-sampai ia tak memperdulikan jini yang sejak tadi terus saja menguntitnya .
"apa kau pindah karna ku?"tanya mei.
"tentu. Tapi ada alasan yang lain juga"kata rian membalas senyuman mei.
"benarkah? Apa aku boleh tau?"
"entahlah , aku juga belum tau apa alasan yang satunya"
yonggi terus saja melihat kearah mei dan rian.
Saat pulang sekolah yonggi menunggu mei ditempat biasanya. Wajahnya murung dan tak berkata sedikit pun apa lagi setelah melihat mei datang dengan rian dan juga hera.
Yonggi menyurh agar mei cepat naik dan mereka pn segera pulang. Diperjalan mei singgah ke supermarket untuk membeli beberapa makanan untuk di masak di rumah. Tanpa sengaja jini melihatnya.
"apa mereka pacaran?ahh"kata jini kesal.
Jini pun mengikuti mei dan yonggi pulang dan akhirnya ia tau bahwa mei dan yonggi tinggal bersama.
Jini tidak diam saja . Ia mengambil handphonenya dan memphoto mereka berdua.
3hari lagi pentas akan dimulai namun mei tak juga memulai latihannya dengan yonggi . Ia malah asik berlatih sendirian diruang tari. Rian dan hera datang untuk berlatih, tapi karna meihat mei mereka pun segera menghampirinya.
"Apa tari berdua seperti ini?"kata hera.
"wooh, kau membuatku terkejut"balas mei.
“mana pasanganmu?”
“entahlah, mungkin dia sedang sibuk”
"apa aku perlu menemanimu latihan?"
mei tersenyum dan rian pun menghampirinya. Mei mulai meletakkan tangannya di bahu rian, bergoyang ke kanan-kekiri dan berputar dan berakhir dengan berpelukan dengan erat.
Hera menepuk tangannya.
"benar-benar menari yang baik"puji hera.
"jangan berlebihan"kata mei.
Tiba-tiba handphone hera berbunyi .
"ya, aku hera"
"bisa sekarang kau kesini?"
ternyata yonggi melihat rian dan mei , yonggi pun memutuskan berlatih dengan hera dan berharap mei melihatnya dan merasakan apa yang ia rasakan.
"ajari aku menari dengan baik."
hera heran dengan sikap yonggi.
"ada apa denganmu?"
"kau mau apa tidak?"
"baiklah"
mereka pun berlatih di teras sekolah. Yonggi memilih tempat itu karna ia tahu mei akan datang karna itu adalah tempat favorit mei disekolah. Selang beberapa saat kemudian mei datang bersama rian. Raut wajah rian berubah.
'apa aku marah?'kata mei.

'wajahmu begitu dekat denganku . Bahkan sangking dekatnya aku pun dapat merasakan desah nafasmu. Entah seberapa meronanya wajahku saat kau menatap wajahku dengan tersenyum seperti ini. Berputar, putar dan kau ... Aku dipelukanmu, aku seperti akan meledak sekarang'kata hera dalam hatinya.
Terdengar suara tepuk tangan.
Yonggi menoleh dan melepas tangannya dari pinggang hera.
"hebat, kau hebat heraa"kata mei memuji hera.
"benarkah?"
yonggi mendekat dan mengenggam tangan hera.
"aku dengan hera."
mei terkejut dengan perkataan yonggi, rian yang tadinya melamun tiba-tiba seperti akan meledak.
"aaa......."kata rian yang tiba-tiba dipotong oleh yonggi.
"kita akan bertukaran"
'aku benar-benar akan meledak!'kata hera dalam hati.
"baiklah"jawab mei.
Akhirnya mereka bertukar pasangan. Mereka berlatih sangat giat.karna peminat duet bernyanyi sedikit miss ann pun memutuskan untuk membatalkannya.
Tiba lah hari dimana pentas akan dimulai. Hera sangat gugup.
"apa aku pantas bersama yonggi dengan penampilan seperti ini?"
mei tersenyum dan mulai merubah hera . Mendandani hera di ruang make up.
"ohh"kata mei memuji hera.
"apa ini aku?"tanya hera saat melihat dirinya.
"kau cantik"
mei selesai mendandani hera dan dirinya . Mereka pun segera duduk di depan panggung untuk menyaksikan pementasan drama.
Dibelakang panggung miss ann panik karna pementasan akan dimulai tetapi jini belum juga datang.
"dia tidak datang pun itu lebih baik"kata yonggi.
Miss ann pun memutuskan untuk mengganti jini.
Yonggi yang semakin bete karna tak tau siapa lawan mainnya itu pun keluar dari ruangan dan segera duduk di tangga panggung belakang . Ia membuka sedikit tirainya dan terlihat begitu banyak orang dan dia sama sekali tak melihat mei ada disana. Ia pun memutuskan untuk ke wc dahulu sebelum ia naik kepentas.
Pementasan cinderella dimulai, dan tenyata mei yang menggantikan jini.
Sementara yonggi di wc sedang berdiri di atas pentas.
"benar-benar hari yang menyebalkan !"
seseorang datang mencarinya ke wc karna sebentar lagi yonggi akan naik dan berperan sebagai pangeran .
*dicerita pentas.
Sang pangeran sedang mengadakan pentas dan seorang putri yang cantik, gaun yang indah dengan menaiki kereta menarik perhatian semua orang di pesta.
Yonggi yang seharusnya berakting sebagai pangeran yang ramah malah duduk diam dengan wajah yang musam.
Sang putri turun dari keretanya dengan tersenyum manis melewati para undangan pesta. Sang pangeran terkejut.
“putri impianku menjadi nyata”kata pangerannya
Pangeran menghampiri sang putri dan mencium tangannya.

“bukankah itu tak ada di dalam naskah?”kata miss ann dari balik layar.

"mungkin, seharusnya tidak seperti itu, aku terlalu egois dan memaksakan kehendak"
"tidak, mereka itu hanya berakting lagi pula mei tidak mungkin mau mencium yonggi seperti tadi. Itu pasti karna.."
"sudahlah, aku tidak apa-apa"kata hera sambil mengandeng tangan rian.
Mei pergi meninggalkan mereka saat turun tangga ia hanya melamun tanpa menyadari yonggi berdiri di depannya. Saat mei akan melintas ia segera menghindar. Saat tepat berada di samping mei ia menariknya dan memeluk mei.
Sekarang mei di pelukannya.
'aku merasa tenang sekarang'kata mei dalam hati tanpa menyadari yonggi yang memeluknya.
Yonggi masih memeluk mei di tangga, rian dan hera turun dan terhenti langkahnya saat melihat mei dan yonggi. Tampak hera masih punya perasaan cemburu, rian tau betul hal itu.
Tampaknya mei menyadari ada orang lain yang mendekat, mei Kyaaaa, yang menggantikan jinni adalah mei.
‘ck, sepertinya ini tak ada dalam naskah!’ucap mei dalam hati.
‘benar-benar mencari kesempatan!’sambung mei.

Dan bel jam 12 pun berbunyi. Putrinya pun meninggalkan pangeran dan menjatuhkan sepatu kacanya.
Sang pangeran mengambilnya.
Saatnya pangeran mencari putri untuk menjadikannya sang ratu di kerjaannya . Diwaktu di rumah cinderella ia memakaikan sepatu itu dan ternyata cocok putri berubah menjadi cantik dengan sepatu kaca yang indah. Pangeran mengajak putri ke kerajaannya dan pesta pernikahan pun dimulai.

Jini tampak di antara penonton melihatnya dengan penuh amarah.

Adegan sekarang putri sedang bedansa dengan pangeran yaitu yonggi.
Yonggi terus saja memandangi wajah mei, mei yang merasa aneh pun selalu buang muka untuk menghindari kontak mata dengan yonggi. Pentas akan segera di akhiri ciuman putri dan pangeran tapi sebenarnya hanya bohongan . Mei merasa yonggi benar-benar akan menciumnya karna berusaha menghindari rok mei tertinjak oleh yonggi dan mereka terjatuh. Mei jatuh tepat di wajah yonggi .
"ck, yonggi benar-benar ya !"kata rian yang duduk di samping hera .
Hera diam seribu bahasa .
Jini emosinya meledak ketika melihat itu .
"lihat saja nanti !"kata jini dan segera pergi.
Tirai pentas pun tertutup, dengan tepuk tangan para penonton .
Hera meninggalkan tempat duduk dan membuat rian kebingungan dan mengejarnya.
Mei bangun dengan wajah memerah. Dan duduk merapikan rambutnya dan menarik nafas panjang.
Miss ann menghampiri mereka.
"wah adegannya sangat bgitu nyata, kalian seperti tak berakting sama sekali"
"terima kasih"kata yonggi.
"ibu sangat senang, apa lagi saat yang terakhir tadi"
yonggi tunduk dengan wajah malu.
Mei merasa muak dan pergi begitu saja.
"mau ke mana ?"
"bukan urusan mu!"
mei rupanya naik kelantai atas gedung sekolah.
Hera telah duduk di tepi gedung dengan rian. Kepala hera tepat di bahu rian. Mei berdiri diam tepat tidak jauh dari mereka.
"kau sedih karna tadi yonggi me..."
"mungkin, seharusnya tidak seperti itu, aku terlalu egois dan memaksakan kehendak"
"tidak, mereka itu hanya berakting lagi pula mei tidak mungkin mau mencium yonggi seperti tadi. Itu pasti karna.."
"sudahlah, aku tidak apa-apa"kata hera sambil mengandeng tangan rian.
Mei pergi meninggalkan mereka saat turun tangga ia hanya melamun tanpa menyadari yonggi berdiri di depannya. Saat mei akan melintas ia segera menghindar. Saat tepat berada di samping mei ia menariknya dan memeluk mei.
Sekarang mei di pelukannya.
'aku merasa tenang sekarang'kata mei dalam hati tanpa menyadari yonggi yang memeluknya.
Yonggi masih memeluk mei di tangga, rian dan hera turun dan terhenti langkahnya saat melihat mei dan yonggi. Tampak hera masih punya perasaan cemburu, rian tau betul hal itu.
Tampaknya mei menyadari ada orang lain yang mendekat, mei melepas pelukannya dan pergi begitu saja. Ketika turun 3 anak tangga ia berhenti.
"terima kasih"katanya tanpa berbalik.
Yonggi hanya diam dan ikut berjalan di belakangnya.
Di ruang ganti baju, hera tepat duduk di sampingnya sedang menyisir rambutnya.
"bisa ka kau kembalikan pasanganku?"kata mei yang membuat hera terkejut.
"apa?"


"maaf apa aku perlu mengulanginya?"
hera diam perasaannya hancur, ia tak menyangka mei akan seegois itu padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar